Senin, 04 Januari 2010

Prospek bisnis “Clothing-an” / Garmen

Prospek bisnis “Clothing-an” / Garmen

Saya alif (21) mahasiswa manajemen bisnis di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Saya sekarang sedang menjalani bisnis pakaian dan konveksi, atau lebih dikenal oleh anak muda “clothing-an”. Hehe.

Awalnya saya ragu dengan bisnis ini karena :
1. sudah banyak pemain dalam bisnis ini.
2. diferensiasi produk masih bingung.
3. mental saya sebagai anak muda yang terkadang kurang konsisten.

Tapi saya dari dulu memang suka bisnis kecil-kecilan, dan sekarang alhamdulillah say sudah dapat modal untuk berbisnis. Jadi saya mencoba bisnis “clothing”, karna bisnis ini yang product knowledge nya cukup saya kuasai.

Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. Apakah bisnis ini masih memiliki propsek yang bagus??
2. Bagaimana cara menerapkan sistem syariah dalam manajemenisasi bisnis saya??

Terima Kasih.
Wass.

===== Komentar =====

Mas Alif, salam kenal kembali. Senang rasanya mendengar anak muda sudah getol berbisnis. Saya jadi merasa terlambat banget memulai bisnis, kenapa nggak dari dulu memulainya selagi seumuran Mas Alif ini, selagi masih punya energi yang full power.

Semasa muda memang sering tampak seperti tidak konsisten. Tapi nggak apa-apa. Itu memang jiwanya anak muda yang masih dalam tahap mencari-cari. Dan bersyukur mas Alif sudah menemukan dunia yang disenangi di “clothing-an”.

Menurut saya, bisnis clothing atau garmen masih memiliki prospek yang bagus. Bisnis garment termasuk dalam bisnis yang merupakan kebutuhan pokok manusia yaitu Sandang-Pangan-Papan. Selama kita hidup kita akan terus butuh pakaian untuk menutupi tubuh, untuk memenuhi gaya hidup, untuk menjalankan ibadah, kerja, dll.

Memang ada yang menilai bahwa tahun-tahun belakangan ini bisnis garmen di Indonesia sedang surut. Tapi saya kira itu wajar dalam dunia bisnis yang kadang berada di atas dan kadang berada di bawah. Saat-saat orang lain menilai bisnis sedang turun, justru bisa kita manfaatkan untuk mempersiapkan diri menyambut bisnis kembali naik dan saat diatas kita siap menangguk keuntungan.

Kalau kita menganggap pemain sudah banyak dan persaingan sangat ketat, maka kita dituntut untuk kreatif dan inovatif. Hal ini agar kita bisa membuat posisi yang berbeda dengan pemain yang lain. Setidaknya ada dua kunci agar kita bisa tampil beda yaitu produk/pelayanan yang unik dan pemberian nilai tambah kepada konsumen (Artikel tentang ini pernah saya posting, baca-baca juga ya!). Setidaknya itu teorinya, sedangkan prakteknya ya… tergantung pinter-pinternya kita mensiasati dan memanfaatkan potensi yang kita miliki untuk bisa tetap tampil beda.

Oh ya kadang-kadang sentuhan kecil bisa membuat pembeda yang besar lho. Misalnya sapaan yang manis bagi pelanggan, bungkus produk atau tas belanja yang khas, poster di dinding toko, dan lain-lain. Yaa… pinter-pinter kita lah…

Mengenai “sistem syariah dalam manajemen”, saya kurang paham apa yang Mas Alif maksudkan. Menurut saya kalau Mas Alif menjual barang yang halal, dengan cara-cara yang baik, memperlakukan karyawan dengan baik, memberi pelayanan kepada pelanggan dengan baik, tidak merugikan orang lain, boleh dibilang bisnisnya sudah syariah. Kalau barang yang dijual bukan barang yang membuat pembelinya menjadi terbuka auratnya, itu juga menambah nilai syariah dalam bisnis anda. Terus tidak melakukan penipuan dalam bertransaksi, itu juga syariah.

Menurut saya bisnis yang dilakukan dengan benar dan mengikuti tuntunan Rosululloh SAW itu merupakan bisnis yang syariah, meskipun tidak disebut-sebut sebagai bisnis syariah. Toch kita tahu bahwa Rosululloh dan sahabatnya sebagian besar adalah pengusaha. Kita tinggal ngikutin aja jejak-jejak beliau.

Semoga bisa membantu

Salam

Fuad Muftie
© 2007 http://fuadmuftie.wordpress.com

4 komentar:

http://outoforder03.blogspot.com/

Text widget

Twitter Update

Senin, 04 Januari 2010

Prospek bisnis “Clothing-an” / Garmen

Prospek bisnis “Clothing-an” / Garmen

Saya alif (21) mahasiswa manajemen bisnis di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Saya sekarang sedang menjalani bisnis pakaian dan konveksi, atau lebih dikenal oleh anak muda “clothing-an”. Hehe.

Awalnya saya ragu dengan bisnis ini karena :
1. sudah banyak pemain dalam bisnis ini.
2. diferensiasi produk masih bingung.
3. mental saya sebagai anak muda yang terkadang kurang konsisten.

Tapi saya dari dulu memang suka bisnis kecil-kecilan, dan sekarang alhamdulillah say sudah dapat modal untuk berbisnis. Jadi saya mencoba bisnis “clothing”, karna bisnis ini yang product knowledge nya cukup saya kuasai.

Yang ingin saya tanyakan adalah :
1. Apakah bisnis ini masih memiliki propsek yang bagus??
2. Bagaimana cara menerapkan sistem syariah dalam manajemenisasi bisnis saya??

Terima Kasih.
Wass.

===== Komentar =====

Mas Alif, salam kenal kembali. Senang rasanya mendengar anak muda sudah getol berbisnis. Saya jadi merasa terlambat banget memulai bisnis, kenapa nggak dari dulu memulainya selagi seumuran Mas Alif ini, selagi masih punya energi yang full power.

Semasa muda memang sering tampak seperti tidak konsisten. Tapi nggak apa-apa. Itu memang jiwanya anak muda yang masih dalam tahap mencari-cari. Dan bersyukur mas Alif sudah menemukan dunia yang disenangi di “clothing-an”.

Menurut saya, bisnis clothing atau garmen masih memiliki prospek yang bagus. Bisnis garment termasuk dalam bisnis yang merupakan kebutuhan pokok manusia yaitu Sandang-Pangan-Papan. Selama kita hidup kita akan terus butuh pakaian untuk menutupi tubuh, untuk memenuhi gaya hidup, untuk menjalankan ibadah, kerja, dll.

Memang ada yang menilai bahwa tahun-tahun belakangan ini bisnis garmen di Indonesia sedang surut. Tapi saya kira itu wajar dalam dunia bisnis yang kadang berada di atas dan kadang berada di bawah. Saat-saat orang lain menilai bisnis sedang turun, justru bisa kita manfaatkan untuk mempersiapkan diri menyambut bisnis kembali naik dan saat diatas kita siap menangguk keuntungan.

Kalau kita menganggap pemain sudah banyak dan persaingan sangat ketat, maka kita dituntut untuk kreatif dan inovatif. Hal ini agar kita bisa membuat posisi yang berbeda dengan pemain yang lain. Setidaknya ada dua kunci agar kita bisa tampil beda yaitu produk/pelayanan yang unik dan pemberian nilai tambah kepada konsumen (Artikel tentang ini pernah saya posting, baca-baca juga ya!). Setidaknya itu teorinya, sedangkan prakteknya ya… tergantung pinter-pinternya kita mensiasati dan memanfaatkan potensi yang kita miliki untuk bisa tetap tampil beda.

Oh ya kadang-kadang sentuhan kecil bisa membuat pembeda yang besar lho. Misalnya sapaan yang manis bagi pelanggan, bungkus produk atau tas belanja yang khas, poster di dinding toko, dan lain-lain. Yaa… pinter-pinter kita lah…

Mengenai “sistem syariah dalam manajemen”, saya kurang paham apa yang Mas Alif maksudkan. Menurut saya kalau Mas Alif menjual barang yang halal, dengan cara-cara yang baik, memperlakukan karyawan dengan baik, memberi pelayanan kepada pelanggan dengan baik, tidak merugikan orang lain, boleh dibilang bisnisnya sudah syariah. Kalau barang yang dijual bukan barang yang membuat pembelinya menjadi terbuka auratnya, itu juga menambah nilai syariah dalam bisnis anda. Terus tidak melakukan penipuan dalam bertransaksi, itu juga syariah.

Menurut saya bisnis yang dilakukan dengan benar dan mengikuti tuntunan Rosululloh SAW itu merupakan bisnis yang syariah, meskipun tidak disebut-sebut sebagai bisnis syariah. Toch kita tahu bahwa Rosululloh dan sahabatnya sebagian besar adalah pengusaha. Kita tinggal ngikutin aja jejak-jejak beliau.

Semoga bisa membantu

Salam

Fuad Muftie
© 2007 http://fuadmuftie.wordpress.com

4 komentar:

http://outoforder03.blogspot.com/

Labels

About Me

Foto saya
kreatif atau mati 081931194193 buku tahunan, clothing garment, Advertising rendragarment@gmail.com

Followers