Rabu, 20 Juli 2011

Ketika Marketing 3.0 Tiba

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/08/31/08184027/ketika.marketing.3.0.tiba
shutterstock

TERKAIT:
Saat ini kita hidup di dunia yang baru di mana krisis dan chaos menjadi ‘menu makanan’ sehari-hari. Lingkungan bisnis semakin complex, penuh dengan kekacauan.
Di kurun waktu sepuluh tahun terakhir, kita sudah melihat betapa hebatnya badai-badai dan kekacauan yang terjadi di lingkungan bisnis mulai dari krisis ekonomi di Asia, meledaknya balon dot-com, skandal pelaporan keuangan (contoh Enron dan Worldcom), gerakan teroris, gerakan anti-globalisasi, perubahan iklim, krisis energi, krisis pangan, skandal investasi, sampai resesi perekonomian global tahun 2008.

Di tengah berbagai macam badai dan munculnya Scumbag Millionaire mulai dari Jeffrey Skilling (Enron) sampai Bernard Madoff yang telah menghasilkan 50 triliun dollar AS dari investasi berskema Ponzi (atau skema piramid), langkah bisnis perusahaan terus menjadi sorotan publik. Tingkat kepercayaan diri di internal perusahaan terus menurun. Tingkat kepercayaan publik terhadap perusahaan juga terus menurun. Dan celakanya lagi, teknologi new-wave yang memperluas jaringan media informasi, menjadikan dunia semakin transparan, sehingga sudah semakin susah bagi perusahaan untuk memutup aib dirinya.

Publik membutuhkan aktivitas dan proses bisnis yang didasari oleh prinsip dan nilai-nilai yang lebih etis dan fair. Kini tidak cukup lagi bagi perusahaan untuk searching for excellence, karena di tengah perubahan lanskap seperti sekarang yang menjadi keharusan adalah searching for meaning.
Di tengah badai-badai krisis dan jatuhnya reputasi perusahaan, sudah saatnya bagi pemasar adalah meninjau ulang dan menjual nilai-nilai, prinsip, dan karakter yang dimiliki dan dijunjung-tinggi, agar dapat tampil stand-out dan terus berupaya senantiasa meninggalkan warisan bagi masyarakat.

Marketing 3.0

Di era sekarang, pemasaran saat ini tidak hanya diterjemahkan dalam pengertian positioning, diferensiasi dan merek yang dibungkus dalam identitas merek, integritas merek, dan menghasilkan citra merek. Dunia pemasaran perlu menunjukkan nilai-nilai (spiritual) dalam pemasaran.
Nilai-nilai yang ditebarkan itu diyakini tidak hanya mendongkrak profit tetapi juga menjamin kelanggenan dan penguatan karakter brand, sekaligus membentuk diferensiasi yang tidak tertandingi.

Di dalam buku ”Marketing 3.0: Values-Driven Marketing” Philip Kotler dan saya mengatakan, perusahaan seharusnya tidak hanya memasarkan produk dengan manfaat fungsional ataupun manfaat emosional, melainkan harus pula menonjolkan manfaat spiritual.

Pendekatan pemasaran berbasis nilai ini diyakini akan memperoleh hasil yang berbeda. Karena perusahaan atau pemilik merek tidak sekadar memberikan kepuasan atau mengincar profitabilitas, melainkan memiliki compassion, dan keberlanjutan. Model bisnis yang menyeimbangkan pencetakan profit dan tanggung jawab sosial seperti itu sungguh didambakan oleh banyak pemain bisnis.

Kita tahu bahwa, perjalanan waktu telah membuat model pemasaran berubah, dari Marketing 1.0 ke Marketing 2.0 - dari product centric ke customer-centric era. Dan sekarang marketing telah mentransformasi diri ke dalam human-centric era. Itulah yang dikatakan sebagai Marketing 3.0.
Perbandingan Antara Marketing 1.0, 2.0, dan 3.0
Marketing 1.0
Product-centric Marketing
Marketing 2.0
Customer-oriented Marketing
Marketing 3.0
Values-driven Marketing
Objektif Perusahaan
Menjual produk
Memuaskan dan membuat konsumen loyal
Membuat dunia yang lebih baik
Pemicu Arus Pergerakan
Industrial Revolution
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi New Wave
Bagaimana Perusahaan Melihat Konsumen
Mass buyers dengan kebutuhan fisik
Konsumen yang memiliki rasional dan emosional
Konsumen yang secara holistic memiliki mind, heart, dan spirit.
Kunci Konsep Pemasaran
Pengembangan produk
Diferensiasi
Nilai-nilai (values)
Panduan Pemasaran Perusahaan
Spesifikasi produk
Positioning perusahaan dan produk
Visi, Misi, dan Values dari Perusahaan
Nilai yang Dijual Perusahaan
Fungsional
Fungsional dan emosional
Fungsional, emosional, dan spiritual, Emotional, and Spiritual
Interaksi Dengan Konsumen
Transaksional yang bersifat top-down (One-to-Many )
Hubungan intimasi yang bersifat one-to-one
Kolaborasi antar jejaring konsumen (many-to-many)
Marketing 1.0 mengandalkan rational intelligent: Produk bagus, harga terjangkau. Konsumen memilih produk berdasarkan tinggi-rendahnya harga yang ditawarkan produsen. Pada level ini konsumen sangat mudah berpindah.

Marketing 2.0 berbasiskan emotional intelligent: Sentuhlah hati customer. Meski suatu produk lebih mahal dibanding yang lain, tapi tetap dipilih konsumen, sebab ia sudah memiliki ikatan emosional dengan produknya.

Marketing 3.0 berdasarkan spiritual intelligent: Lakukan semua dengan Nilai-Nilai Universal seperti kasih dan ketulusan maka profit akan datang. Pada tahap ini, merek telah menjadi “reason for being.” Karena merek itu maka si konsumen diakui keberadaannya.

Values-driven marketing adalah model untuk Marketing 3.0, yang melekatkan nilai-nilai pada misi dan visi perusahaan. Gagasan ini akan memperbaiki persepsi publik terhadap marketing dan membimbing perusahaan dan pemasar untuk menginkorporasikan visi yang lebih manusiawi dalam memilih tujuan mereka.

Marketing 3.0 ini akan terlihat dari seberapa dalam hubungan hubungan produsen dengan konsumen atau stakeholder-nya. Wujud spiritualisme adalah bagaimana mencintai jejaring stateholder bisnis kita dengan modal dan menjunjung tinggi kejujuran. Jika sudah sampai tahap spiritual sedemikian itu, hubungan antara perusahaan dengan siapapun yang berkepentingan, apakah itu konsumen, karyawan, supplier, akan langgeng terus.

Marketing 3.0 inilah yang merupakan cikal bakal pemikiran bahwa pada akhirnya marketing menjadi horisontal, di mana sisi humanisme si pemasar membuat pasar menjadi datar. Artinya, tidak ada perbedaan status antara Marketer dan Customer. Marketer dan Customer sama rata. Marketer sudah berbaur dengan Customer-nya.

Bagaimana pendapat Anda?








Apa itu Marketing 3.0

Welcome The Rise Of Marketing 3.0

Monday, December 24, 2007

Beberapa saat yang lalu, tim Annida Islamic Kids Wear berkesempatan untuk hadir dalam seminar marketing yang diselenggarakan Rotary Club dengan tajuk “Marketing 3.0, Values-Driven Marketing”. Tidak tanggung-tanggung, seminar ini menghadirkan pakar & praktisi marketing yang tidak asing lagi dikalangan entrepreneur, yaitu Hermawan Kartajaya dan Tanadi Santoso.

Pada tulisan ini, saya akan coba menyampaikan penuturan dari sang begawan marketing, Hermawan Kartajaya yang mengulas konsep marketing 3.0.

Penjelasannya diawali dengan menunjukkan satu persatu focus dari versi marketing yang selama ini pernah ada.

Marketing 1.0 (baca : one point “o”), adalah marketing yang berfokus pada produk atau dengan istilah lain disebut “Product-Centric Era”. Dimana kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan produsen. Disini, konsumen sedikit diabaikan dan yang penting adalah bagaimana produsen membuat produk yang bagus dan laku dipasaran.

“any customer can have a car painted any color that he wants so long as it is black”
(Henry Ford)

Marketing 2.0 (baca : two point “o”), adalah marketing yang berfokus pada pelanggan, dengan istilah lain disebut “Customer-Centric Era”. Lebih maju dari marketing 1.0, disini kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan pelanggan. Selain produk yang bagus juga memperhatikan aspek keinginan pasar yang ada.

“The Success of Starbucks demonstrates the fact we have built an emotional connection with our customer….Once they tasted ours and experienced what we call ‘the third place’ – a gathering place between home and work where they where treated with respect – they found we where filling a need they didn’t know they bad”
(Howard Schultz, CEO of Starbucks)

Marketing 3.0
Dan yang paling mutakhir adalah Marketing 3.0 (baca : three point “o”), yaitu marketing yang berfokus pada kemanusiaan, dan disebut dengan “Human-Centric Era”. Kegiatan marketing produk bukan yang utama lagi, karena disini pelaku bisnis justru lebih menonjol aktifitas kemanusiaannya, dengan berbagai kegiatan sosial maupun pelestarian lingkungan hidup.

Dame Anita Roddick (Founder of The Body Shop), adalah salah satu contoh bagaimana marketing 3.0 itu diterapkan. The Body Shop tidak pernah memasang iklan untuk produknya tetapi sang pemiliknya senantiasa tidak pernah lepas dari aktifitas sosial dan pelestarian lingkungan. Ketika ada mitranya yang telepon, dengan entengnya dia menjawab, “saya sekarang di afrika selatan untuk kegiatan sosial.” Nah lho…..

“She will be remembered not only as a great campaigner but also as a great entrepreneur”

“She campaigned for green issues before it became fashionable to do so and inspired millions to the cause by bringing sustainable products to a mass market”
(BBC News)

“Anita did more than run a successful ethical business : she was a pioneer of the whole concept of ethical and green consumersm”
(Tony Juniper, Director of Friends of the Earth)

“Dame Anita was an ‘incredible woman’ who was passionate about environmental and human rights issues”
(John Sauven, Executive Director of Greenpeace)

Three Forces Of New Trend
Ada tiga kekuatan di dalam trend baru ini (marketing 3.0) yang perlu diperhatikan, yaitu :

  1. DIGITALIZATION
  2. GLOBALIZATION
  3. FUTURIZATION

DIGITALIZATION, saat ini kita hidup dalam era teknologi brillian, dimana segala sesuatu dijalankan secara digital dan hanya dengan satu tombol ”klik” saja. Dengan ”BLOGS” kita bisa mengkomunikasikan apa saja termasuk apa yang akan kita jual kepada semua orang diseluruh dunia. Faktanya, ada sekitar 1.2 juta posting blog disetiap harinya atau 50 ribu blog terupdate tiap jamnya.

”We have moved beyond the information Age to the AGE OF PARTICIPATION
(Scott McNealy – Chairman and CEO Sun Microsystem)

GLOBALIZATION, kalau jaman dulu globalisasi identik dengan anggapan dunia yang kecil “Smaller World” dimana kita bisa tahu apapun yang terjadi di belahan bumi lain dengan akses informasi yang begitu terbuka. Maka saat ini globalisasi lebih diartikan sebagai “Flat World” dengan anggapan bahwa setiap individu dengan satu PC, sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi leader. Faktor yang jelas yang mempengaruhi globalisasi model baru ini adalah “social culture” dan “political legal”.

“The global playing field is being leveled”
(Thomas Fiedman – Author of The World is Flat)

FUTURIZATION, untuk saat ini disamping menjadi “yang berbeda” juga diperlukan kreatifitas yang tinggi. Market, sebagai sasaran dalam bisnis sudah begitu cerdas untuk bisa menilai produk yang kita buat.

“We are beginning to work and live the way creative people like artists and scientists always have”
(Richard Florida – Author of The Rise of Creative Class)

Seperti yang pernah diceritakan kawan saya yang di Australia, ada produsen alat-alat rumah tangga di sana yang tidak menggunakan marketing secara langsung. Di awalnya produsen ini hanya melakukan aktifitas pelestarian lingkungan dengan menanam tanaman & bunga di sepanjang jalan suatu perkotaan.

Yang unik adalah setelah dua tahun, penduduk kota tersebut merasa berhutang kepada produsen tadi, akhirnya di tahun itulah produsen alat-alat rumah tangga tadi baru mendapatkan "nikmat" dari usaha mulianya selama ini karena penduduk kota tersebut menggunakan alat-alat rumah tangga yang diproduksinya. Nah, apa hubungannya coba alat rumah tangga dengan tanaman........

Catatan Penting :

Wah, sayang kameranya lagi ngadat, jadinya hasil jepretannya kacau banget. maaf foto kami belum bisa tampil nih he..he....


Untuk menghadapi tahun baru hijriyah 1429 H, annida islamic kids wear meluncurkan model baru, lihat saja di : http://annidaku.blogspot.com/


Selasa, 19 Juli 2011

TEMPAT BIKIN KAOS


dead line cv email sampai tanggal 7 Agustus 2011
TWITTER FOLOW @KAOS JOGJA

Minggu, 17 Juli 2011

action coach lagi

6 Langkah membuat sistem ini akan abadi di kepala saya selama-lamanya, karena 6 langkah sederhana inilah yang akan membuat bisnis anda jalan sendiri tanpa kehadiran anda di dalamnya. Artinya bisnis anda jalan , anda jalan-jalan..

6 Langkah luar biasa ini saya dapat dari Action Coach, dan Action Coach mengemasnya dengan sangat simple dan sederhana..

Satu lagi jurus yang tidak akan pernah saya lupa…Jurus ini saya pelajari dari seminar Acion Coach .

apa itu Action Coach ? Action Coach adalah perusahaan yang didirikan oleh Brad Sugar yaitu perusahaan coaching no 1, dan Brad sudah pensiun sejak umur 26 tahun karna semua bisnisnya diseluruh dunia sudah jalan tanpa kehadiran beliau .Karena jurus Action Coach yang tidak akan saya lupa seumur hidup dalam membangun perusahaan adalah bagaimana mendefinisikan perusahaanmu ” A Commercial, Profitable enterprise That Works Without You.”.artinya ..jika ingin membuat perusahaan buatlah perusahaan yang menguntungkan , yang komersil yang bisa jalan sendiri tanpa kehadiran anda …Jika anda masih terlibat di dalamnya ..berarti anda masih in the business belum on the business..Harusnya pekerjaan teknis sudah bisa didelegasikan ke karyawan ..

Action Coach ini luar biasa sekali memberikan ilmu bagaimana bisnis anda jalan, anda bisa jalan-jalan ..yaitu dengan membuat sistem yang mantap… Untuk membuat sistem ..anda hanya memerlukan 6 langkah sukses dalam membangun bisnis.. 6 langkah ini saya hafal banget sampai mati..karna 6 langkah inilah yang membawa bisnis anda jalan sendiri tanpa kehadiran anda… 6 langkah itu adalah :

Level 1 :Mastery
Mastery ini hal yang paling dasar sekali yang harus anda bereskan pertama kali intinya adalah menguah kekacauan dalam bisnis anda menjadi terkontrol .. Apakah anda memiliki laporan keuangan ? apakah sudah memiliki visi /misi ?


3 FOCUS DALAM AREA MASTERY :
1. Destination Mastery : Tentukan duli Mau kemana arah bisnis kita
ada 3 Hal penting dalam destination mastery
1. Visi ? Impian 5 – 100 thn kedepan yg ingin kita capai
2. Goal ? Jangka pendek
3. WHY ? Kenapa Memlih berbisnis
Saya dulu bosan sekali mendengar nasehat-nasehat untuk buat visi dan misi, lalu di tempel .. Hal ini tidak pernah saya kerjakan..Sampai akhirnya saya terpaksa buat dan belakangan tau..ketika sudah punya tim yang besar pedoman kita hanya di visi dan misi yang di tempel ditembok itu saja..Untuk meyatukan pandangan berbagai karakter tim ..
Visi Bloop adalah Menjadi Trendsetter no 1 pakaian remaja di Indonesia.. Krn itu itu setiap ada kesalahan dalam kualitas kita kembali lagi ke visi .. “hey, mau jadi trendsetter no 1 nih..masa masih ada sobek di baju .ingat visi kita “



Goal juga HArus SMART :

Specific : omzet maunya 100 milyar

Measurable: dpt diukur dari profit
Achievable : Bisa dijangkau
Result oriented : ada hasil akhir misal : mau buka 10 cabang
Time Frame : ada batas waktu : November 2010 sudah buka cabang ke-10
2. Money Mastery : Bagaimana mengatur keuangan / buat laporan keuangan
Harus Tau kondisi Keuangan kita,
HArus Punya laporan keuangan dan tau cara membacanya
3 Laporan Keuangan terpenting yang harus anda punya :
  1. Cashflow
  2. Rugi/laba
  3. Neraca
Beda profit dan cashflow..Profit di atas kertas,sedangkan cashflow : woww..ada uangnya.. cashflow adalah jantungnya usaha anda..Ketika cashflow anda kosong / ga ada uang kas di kantong karena salah itung..sama aja dengan jantung anda berhenti .. Bisa – bisa anda KO seketika ..


Hati-hati dengan profit yang tinggi jika cashflow anda kosong..Profit tinggi itu hanya di atas kertas.. KArena itu yang sangat paling pertama kali diperhatikan adalah cashflow..ini sesuai anjuran dari Robert Kiyosaki juga.
3. Time Mastery : Bicara Bagaimana meningkatkn produkivitas
  • Bentuk Sales Team terbaik
  • Hitung waktu anda dan team anda..Produktifkah waktu anda?
  • Apakah anda lebih Sering nonton Sinetron, santai- santai dirumah?
  • Cek Produktivitas team
4. Delivery Mastery : Bicara sistem pelayanan , apakah kualitas produk kita hr ini besak dan tahun depan sama kualitasnya?
  • SPGnya apakah sudah sama cara pelayanannya,cara menyapa customernya
  • Cth : Mcdonald tebet dan sarinah rasanya sama meskipun kompornya bisa berbeda
  • Memastikan bisnis berjalan konsisten, profitable dan productivity
  • KESIMPULANdi LEVEL MASTERY ini : Anda harus

  1. Turun tangan ke lapangan.
  2. Menghapus kekacauan, berskan yang kacau-kacau, dijadwalkan perhari
  3. Buat Laporan keuangan, paksakan setidaknya punya laba rugi dan cashflow dulu
  4. Customer service di perbaiki
  5. Buat kekacauan bisnis anda menjadi stabil
  6. Buat sistem pelayanan

Level 2 :Niche ( Fokus pada Marketing & USP )
Pada level 2 inianda sudah mulai bermarketing.. Karena level 1 sudah anda bereskan… Ketika sudah beres dan anda bermarketing dan.hasilnya membludak anda benar-benar telah siap dengan pelayanan tokonya, mengatur keluar masuk uangnyadll .. sehingga konsumen menjadi puas dan bisa kembali lagi




Dan dalam marketing juga anda harus membuat iklan anda semenarik mungkin .Bagaimana anda membuat keunikan produk anda dan di informasikan ke masyarakat
Rahasianya : NO Price Competition

Mengapa no price competition karna Use USP : apa USP Produk anda ..Dengan memiliki
Dan Guarantee .. Cotntoh : Saya garansi baju ini kualitas no 1 jika jelek saya ganti 10 x lipat
Caranya:
1. Be The First : Jadilah yang pertama.. Misalnya buat baso jajaran genjang
2. Be The best : Contoh :Starbuck dengan servicenya yg luar biasa
3. Be Different : contoh :Es Pocong, rawon setan
Level 3 : Leverage.. MAKE SYSTEM : Saving Your Self Time Energy & Money
  • Pada Level 3 ini anda sudah mulai membuat sistem :
  • Dalam sistem ini harus terkandung didalamnya :
  • Create : Vison, Mission, Goal, Culture, KPI, Organization Structure, SOP,Time MAnagemnet
  • Strukturisasi sistem, penempatan org yg tepat, pada tempat yg tepat
  • Bangun sistem Meliputi Financial.people ,marketing, technology
  • Buat bisnis anda tergantung pada sistem, bukan pada orangnya,
  • Efisiensi, ciptakan sistem, cari org yg tepat pd tempat
  • Daya ungkit dari investor lain utk tanam modal
Level 4 : TEAM Buat dan bangun tim yang kuat untuk menjalankan system

Ada 6 jurus membangun The Winning Team :

1. Strong Leadership
2. Common Goal
3. Rules Of The Game
4. Action Plan
5. Support Risk Taking
6. 100% Inclusion & Involved
Bangun The Winning TEAM ,mulai perlahan mendelegasikan bisnis anda ke tim keterlibatan mulai berkurang

Anda mulai harus memahami :

THE CYCLE OF BUSINESS : OWNER – team- CUSTOMER – BUSINESS – Kembali Ke owner

Cara mencari Team yg baik ..dari awal rekrutmen sudah harus sangat ketat..

dg : Passion, Integritas, Skill , Amati modalities Comunication- Uji behavior style : kolerik, sanguin dll
Level 5 : SYNERGY :

Level 5 setelah sistem sudah di jalankan oleh Tim yang berkualitas..anda mulai memikirkan bagaimana menduplikasi bisnis anda..dengan cara membuka cabang ..

Duplicate Ur BUSINESS DRIVEN BY YOUR SYSTEM & TEAM

“ Business Run Without me “
Sudah memiliki General MAnager
Bicara Synergy Is About Growth
Buka Cabang dg sistem dan Team yg terbentuk
Level 6 :RESULT is FREEDOOMM..

Level ini adalah level yang sangat di impi-impikan oleh para pengusaha..Karena hasil perjuangan anda dalam membangun 5 level di atas dari membuat laporan keuangan, membuat sistem, membentuk Tim yang dahsyat dan bisa mendulikasikannya..akhirnya bisa terbayar di level 6 ini..

Bayangkan bahwa anda tidur dirumahpun ketika sedang nonton tv atau berlibur ke Bali..uang anda terus masuk dan masuk..karena bisnis sudah jalan sendiri ..
Tugas sederhana anda adalah tinggal memberikan GOAL yang harus dicapai tim , dan ketika GOAL tercapai berikan reward . Kok sudah freedom masih harus membuat GOAL ??Karena ketika anda Freedom, biasanya anda tetap tidak akan bisa diam, karena terbiasa kerja keras seblumnya toh..hehe..Hanya ketika di level ini anda bisa memilih mau bekerja atau tidak suka-suka anda .. Karena GOAL itu juga bisa dari GM anda yang mengajukan ke anda..mereka menantang diri mereka sendiri..

Free To invest ur time & MONEY
Bisnis anda jalan , anda jalan-jalan
Inilah 6 step membangun bisnis yang luar biasa… Perjuangan untuk mencapai 6 step ini juga tidak mudah tapi secara perlahan-lahan semua bisa dilalui ..
Waktu perjuangan saya jaman dulu jangankan ngerti apa itu neraca, apa itu cashflow..wong laporan keuangan saja tidak punya hehe..jadi problem saya dulu di level mastery saja sudah cukup parah ..
Tapi perlahan-lahan semua bisa teratasi..dan memang hasilnya luar biasa .. ketika system jalan ini akan nikmat sekali.. tugas anda berikutnya adalah memelihara tim..dengan membuat Goal dan berikan bonus ketika goal itu tercapai ..
Bersyukur saat ini saya memiliki Tim-tim yang luar biasa ..
Nah jika melihat 6 level diatas di level manakah anda berada ???
Saya pun masih berjuang..akan tetapi hasilnya benar-benar terasa..setidaknya jika bisnis saya tingal selama 6 bulan masih bisa jalan sendiri..sekarang saya sedang berjuang bagaimana bisnis itu bisa ditinggal misalnya 5 tahun..tapi bisnis saya tetap berkembang dan menghasilkan profit terus dan terus dan terus.doakan ya hehe..
Jika kawan-kawan ingin meng-express kan omzet.. saya merekomendasikan ikut seminar-seminar action coach atau bahkan memakai salah satu coach di action coach..untuk anak muda ada coach yang ok punya namanya coach Yohanes Pauly ..
Demikian sekilas info
Semoga bermanfaat
Dan sukses selalu buat kawan-kawan


Kamis, 14 Juli 2011

Rahasia Mengelola SDM dengan OrangeHRM

Pengelolaan data karyawan merupakan salah satu hal yang penting dalam era teknologi informasi saat ini. Dengan berkembangnya aplikasi opensource berbasis web, maka manajemen pengolahan informasi telah bergeser menuju aplikasi yang murah, mudah dan user friendly.

OrangeHRM merupakan sebuah solusi opensource yang penulis temukan, dimana solusi ini sangat relavan dengan pekerjaan penulis sebagai HR Manager di sebuah perusahaan. Untuk berbagi informasi dan pengalaman ini, maka penulis menulis buku ini bagi para pembaca, khususnya para praktisi HR Manager yang sedang mencari solusi aplikasi untuk mengelola Human Resource di Perusahaannya.

OrangeHRM® adalah generasi terbaru sistem pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) berbasis web. OrangeHRM® akan membantu anda dalam mengelola aset terpenting perusahaan, yaitu: Sumber Daya Manusia. OrangeHRM® sangatlah praktis digunakan dalam bisnis sebagai sebuah platform yang sempurna untuk melakukan re-engineering proses pengelolaan SDM dan mendefinisikan ulang alur kerja operasional para profesional SDM sebagai landasan baru pengelolaan SDM yang maju.

OrangeHRM® dibuat berdasarkan arsitektur modular yang terdiri dari modul-modul berikut:

· Modul Admin
Modul Admin adalah salah satu bagian dari sistem dimana seorang HR Manajer atau personil yang ditunjuk menjalankan semua tugas administrasi sistem. Ini meliputi pendefinisian stuktur perusahaan (company structure), golongan gaji (pay grade), proyek (projects) yang dijalankan dan informasi lain yang melayani sebagai tulang punggung dari seluruh sistem. Isu keamanan sistem diatur juga melalui modul ini dalam bentuk penetapan otorisasi pengguna (user).

· Modul PIM
Modul inti ini mengelola semua informasi terkait karyawan yang relevan termasuk di dalamnya berbagai jenis informasi pribadi (personal information), rincian kualifikasi (detailed qualification) dan pengalaman kerja (work experience), informasi yang terkait dengan pekerjaan dan lain sebagainya. Foto karyawan juga dapat dimasukkan ke sistem dengan baik. Informasi yang ditampung dalam modul ini dimanfaatkan oleh modul-modul lainnya, sehinga mengurangi data yang mubazir dan saling tumpang tindih.

· Modul ESS (Employee Self Service)
ESS adalah alat bantu yang ampuh untuk memberikan kemudahan bagi karyawan perusahaan guna melihat informasi yang relevan, seperti informasi pribadi, memperbarui data pribadi via web, mendaftar cuti (applying for leave) dan mengedit jadwal kerja pribadi tanpa merepotkan staf HR.
Fungsionalitas modul ini terentang di seluruh sistem, menjadikan informasi tersedia setiap saat dimana pun. Tentu saja semua informasi ini tergantung pada kebijakan keamanan informasi perusahaan, dimana setiap orang hanya dapat melihat informasi sejauh batas hak dan otoritas yang ia miliki. Solusi fungsionalitas ini sangatlah menghemat waktu dan biaya.

· Modul Cuti (Leave Module)
Sebuah modul pengelolaan cuti (leave) yang komprehensif dengan kemungkinan yang luas untuk mendefinisikan berbagai jenis cuti (leave types), libur perusahaan (company holidays) dan lain-lain. Modul ini menyediakan semua proses pengajuan cuti dan proses persetujuannya. Selain itu, modul ini dapat menampilkan informasi tentang hak cuti, sisa cuti, riwayat cuti dan lain sebagainya. Konsep berbasis web dan pelayanan mandiri (self-service) ini menyederhanakan berbagai prosedur cuti yang saling berhubungan, mengurangi pekerjaan administratif, menghemat kertas dan biaya.

· Modul Waktu Kerja (Time Module)
Modul ini mengotomatisasi proses yang terkait dengan penelusuran waktu (kerja). Modul ini membantu mencapai efisiensi dalam mengelola data tenaga kerja dan meningkatkan pengelolaan angkatan kerja. Modul waktu kerja memberikan kemudahan bagi karyawan untuk mendefinisikan dan mengisi jadwal kerja mereka sendiri yang dapat diterima/ditolak dan dimodifikasi oleh atasan mereka. Modul ini memiliki fungsionalitas untuk menelusur kehadiran karyawan, dimana karyawan dapat memasukkan waktu hadir kerja (punch in) dan waktu pulang kerja (punch out). Melalui modul waktu kerja ini karyawan dapat jam kegiatan (time events) yang terkait dengan proyek tertentu, dimana mereka bekerja dan administrator proyek dapat mengelola proyek dengan mudah melalui fungsionalitas yang ditawarkan melalui item laporan proyek.

· Modul Laporan (Report Module)
Fitur ini menghasilkan beragam report yang dapat dirias sesuai dengan kebutuhan anda. Setiap nomor laporan dapat didefinisikan dengan memilih dari rentang sebuah kriteria pencarian dan field laporan. Definisi laporan dapat disimpan untuk menghindari pengerjaan yang berulang. Sekali sebuah laporan telah didefisinikan dan disimpan, tampilan laporan dapat dibuat dengan memasukkan kriteria data yang diminta.

· Modul Pelacak BUG (Bug Tracking Module)
Pada setiap kesalahan atau ketidaksempurnaan sistem (bug) terjadi kala menggunakan sistem ini, bug tersebut dapat segera dilaporkan secara online dengan menggunakan modul Bug Tracker sehingga developer memperoleh masukan untuk memperbaikinya.

· Modul Rekrutmen (Recruitment Module)
Modul ini memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk memasang iklan lowongan kerja secara on-line di web dengan menggunakan fitur yang ada dalam sistem ini. Pemasang iklan dapat melakukan posting iklan dengan mudah, melacak progres pemrosesan pelamar hingga proses wawancara sampai proses penerimaannya. Sementara itu, pencari kerja dapat melakukan posting lamaran kerja mereka dalam format standar dan sederhana. Pemberitahuan kepada pencari kerja dapat diinformasikan dengan mudah melalui email.

OrangeHRM adalah aplikasi open source berbasis web. Oleh sebab itu untuk menjalankan orangeHRM dibutuhkan paket

* Apache HTTP Server 1.3 atau terbaru
* MySQL 5.0 atau terbaru
* PHP 5.1.0 atau terbaru

Kunjungi blog saya

http://tituspermadi.wordpress.com

dan mulailah menggunakan OrangeHRM untuk mengelola administrasi Sumber Daya Manusia
di perusahaan yang Anda pimpin.

OrangeHRM dapat dijalankan pada sistem operasi Windows maupun Linux. Anda dapat mengunduh file tersebut di:

http://www.orangehrm.com/download.php

Tutorial OrangeHRM edisi bahasa Indonesi dapat Anda unduh di:

a. Bab 1-3 http://www.ziddu.com/download/2724573/Rahasi aSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab1-3.pdf.html

b. Bab 4 http://www.ziddu.com/downloadlink/2724687/Ra hasiaSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab4.pdf

c. Bab 5-7 http://www.ziddu.com/download/2724585/Rahasi aSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab5-7.pdf.html

d. Bab 8-11 http://www.ziddu.com/download/2724646/Rahasi aSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab8-11.pdf.html

Empat Object Penting SOP

Empat Object Penting SOP

0


Oleh: Eko Supriyatno, MTB
Master Terapi Bisnis

Pada pekan lalu saya sudah membahas definisi yang menyebutkan bahwa SOP (Standard Operating Procedures) menerangkan suatu tahapan atau proses kerja, siapa yang bertanggung jawab, dokumen apa yang digunakan dalam proses tersebut dan ukuran keberhasilan apa yang digunakan dalam tahapan atau proses tersebut.
Kini saya akan memaparkan definisi kedua tentang SOP yang dikutip dari International Conference on Harmonisation (ICH) menyatakan bahwa SOP adalah “Detailed, written instruction to achieve uniformity of the performance of a specific function”. Jika kita bedah dari batasan tersebut, maka terdapat beberapa objek penting yakni instruksi kerja (written instruction), keseragaman (uniformity), kinerja (performance) dan fungsi kerja (specific function).

Unsur-unsur definisi kedua, yaitu pertama, work instruction (WI) secara garis besar adalah uraian pekerjaan (job description) seseorang. Namun jika ingin diperjelas lagi, maka WI menguraikan bagaimana satu langkah dalam suatu prosedur dilakukan. Misal, langkah-langkah pengemasan produk, langkah-langkah perbaikan mesin, langkah-langkah rekrutmen dan lain-lain. Oleh karena itu dalam SOP WI dapat dikategorikan sebagai petunjuk operasional. WI penekanannya adalah pada kata ‘bagaimana melakukannya’ (how to do).

Dalam WI atau instruksi kerja tolok ukur diperlukan, sebab bila ketiadaan Instruksi Kerja dapat berakibat merugikan mutu semua orang yang terlibat dalam sebuah SOP akan melakukan dengan cara yang sama. Ini berakibat pada kesamaan tindakan untuk melakukan proses pekerjaan. Kalau kita cermati mengapa banyak organisasi seringkali kesulitan ketika seseorang yang berkompeten pada pekerjaan tertentu keluar atau pindah kerja. Jawabanya adalah karena knowledge management-nya tidak stay dalam perusahaan. Lalu kenapa tidak tinggal? Karena prosesnya tidak ada keseragaman (uniformity) alias mengandalkan pada person. Itulah elemen kedua: uniformity atau keseragaman.

Ketiga, Performance. Formula performance adalah kompetensi ditambah dengan sistem (P= K+S). Kompetensi dapat diurai menjadi dua bagain yaitu hard competency dan soft competency. Hard Competency terdiri dari Knowledge dan Skill. Soft Competency terdiri dari Self Concept, Value, Motive, dan Character.

Sementara itu System adalah satu kesatuan utuh dalam sauatu organisasi yang biasanya tercermin dalam struktur organisasi perusahaan. Untuk menunjang keberhasilan kedua elemen utama tersebut tidak dapat dipisahkan. Artinya keberhasilan kinerja pasti gabungan dari keduanya. Sehingga menafikan salah satunya akan membuat kinerja tidaklah optimal. Yang penting disini adalah pimpinan perusahaan atau organisasi harus mengetahui manakah yang paling besar kontribusinya pada kinerja. Apakah lebih dominan pada elemen kompetensi ataukan sistem. Untuk hal ini perusahaan harus mendiagnosa secara mendetil dengan menggunakan beberapa alat seperti kuesioner, wawancara dan observasi.
Keempat adalah specific function. Kata tersebut merujuk pada struktur organisasi, yang berarti bahwa SOP yang dibangun harus melihat struktur organisasi perusahan itu sendiri. Dengan kata lain SOP tidak dapat dibuat dengan cara copy paste dari perusahaan lain. Mengapa demikian? Karena masing-masing perusahaan punya struktur organisiasi yang berbeda

Cara penerapan Performance Management

Cara penerapan Performance Management

0


Oleh: Ir. Hembang Simanjuntak, M.Psi.T

Pekan lalu kita sudah membahas tentang rencana strategis suatu perusahaan akan dapat dipenuhi dengan memperkuat dan mengintegrasikan seluruh rencana strategis sumber daya yang diperlukan perusahaan termasuk antara lain pada aspek infrastruktur, proses, dan manusia. Dengan demikian menjadi tuntutan pula bagi Direktorat SDM selaku pengelola sumber daya manusia untuk mempersiapkan Rencana Strategis SDM (HR Strategic Plan) berdasarkan Strategic Business Plan perusahaan yang ada. HR Strategic Plan merupakan pedoman dalam pengembangan kompetensi dan peningkatan kinerja karyawan yang dituangkan dalam suatu formulasi strategi yang komprehensif.

Kini kita akan membahas tentang implementasi performance management. Penerapan ini mensyaratkan struktur organisasi yang jelas dan terstruktur dengan baik yakni berbasis strategy Analyze dan job analysis harus baik.

Implementasi performance management terbagi 3 proses, yaitu: Cara menginput fungsi dan aktivitas berdasarkan yang pada area’s responsibility dengan ketentuan tercantum. Pengisian area’s responsibility secara umum dibatasi maksimal 4 dengan tujuan semakin sedikit menunjukan kejelasan kondisi tanggung jawab. Kemudian dilakukan measuring kriteria dari aspek Cost, Time, Quality, Quantity dan Human reaction. Adanya kesetaraan antara aktivitas yang diisi dengan level Position sebagai structural atau fungsional. Diharapkan keluaran dari menginput fungsi dan aktivitas tersebut dapat disesuaikan dengan Goal setting dan KPI organisasi.

Kedua, monitoring dan evaluasi pelaksanaan fungsi dan aktivitas yang berdasarkan pada fungsi dan akitivitas telah dilakukan berdasarkan Kompetensi yang dimiliki (KSA, kompetensi yang dimiliki berdasarkan Hay-Point terdiri dari Know-How (Knowledge), responsibility dan Accountability. Dalam monitoring pelaksanaan terdapat format untuk mengevaluasi by system position berdasarkan kompetensi yang dimiliki seperti format compensable factor. Dari monitoring tersebut akan diperoleh Point Evaluation. Metode ini paling banyak digunakan karena dianggap cukup obyektif, praktis dan hasil penilaiannya adil. Diharapkan keluaran dari melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan atau sering disebut point evaluation setiap aktivitas dan fungsinya.

Ketiga, apabila proses kedua dijalankan dengan benar dan objektif, maka system point evaluation setiap jabatan diberi poin yang besarnya dihitung berdasarkan faktor yang bisa dikompensasikan dengan uang (compensable factor) yang dimiliki oleh jabatan tersebut berdasarkan criteria penilaian.

Dari langkah dan tahap di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan performance management adalah menyiapkan pegawai menjadi pool of talent yang memiliki fungsi dengan menghire dan mendevelopt secara objective yang memiliki prinsip kesetaraan antara pemikiran dan tindakan.

Empat Elemen Utama SOP

0


Oleh: Eko Supriyatno, MTB

Master Terapi Bisnis
Standard Operating Procedure (SOP) rupanya sedang menjadi primadona bagi banyak organisasi. Tak peduli apakah organisasi itu Badan Umum Milik Swasta (BUMS), Badan Umum Milik Negara (BUMN), Lembaga Pemerintah atau kementrian, lembaga pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lainnya.

Faktanya, setelah tiga tahun saya memandu workshop SOP dan menangani banyak klien perusahaan ternyata masih banyak sekali organisasi yang belum benar-benar memahami apa itu SOP, dimana sebenarnya kedudukan SOP, apa relasi SOP dengan ISO, apa kaitannya proses bisnis dan struktur organisasi dengan SOP, bagaimana menurunkan SOP melalui proses bisnis, elemen SOP dan terakhir bagaimana menyusun SOP dengan benar.

Saya mempunyai beberapa klien dari berbagai organisasi seperti tersebut di atas. Sebut saja sebuah perusahaan swasta yang ada di Jawa Barat. Saya melihat ada alur proses (flowchart) terpampang di pabrik perusahaan tersebut. Judulnya jelas terlihat, yakni SOP. Padahal yang dimaksud SOP tidak sekadar flowchart. Ini jelas sebuah kekeliruan cara pandang. Flowchart hanya salah satu unsur dari SOP. Belum lagi masih ba banyak yang mengangap SOP adalah sesuatu yang remeh temeh.

Melalui artikel ini saya akan mengurai secara mendetil satu persatu secara gamblang. Tujuannya agar pembaca mudah memahaminya dan mudah untuk membuatnya.

Definisi yang pertama menyebutkan bahwa SOP menerangkan suatu tahapan atau proses kerja, siapa yang bertanggung jawab, dokumen apa yang digunakan dalam proses tersebut dan ukuran keberhasilan apa yang digunakan dalam tahapan atau proses tersebut. Jika kita dalami, maka berkaca dari batasan di atas terlihat ada empat elemen dalam SOP, yaitu Pertama, dalam SOP terkandung proses atau tahapan-tahapan kerja. Ini berarti bahwa secara sistematis SOP mengandung urutan dari awal pekerjaan dimulai hingga akhir.

Kedua, SOP mensyaratkan adanya siapa yang bertanggung jawab. Ini mengindikasikan bahwa tahapan pekerjaan ada yang bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Sehingga bila terjadi kesalahan baik menyangkut prosedur atau dokumen yang digunakan, maka pertanggungjawaban atas proses kerja dimaksud menjadi jelas. Jelas disini tidak bisa lagi saling menyalahkan satu sama lain.
Ketiga, tentang dokumen-dokumen yang digunakan. Soal dokumen ini cukup menarik perhatian saya, sebab masih banyak organisasi yang tidak memahami pentingnya dokumen sebagai salah satu unsur SOP. Misalnya perusahaan menggunakan dokumen surat masuk dan surat keluar. Ternyata dalam SOP tidak dicantumkan. Ada pula yang memasukkannya, namun dalam praktiknya bukan dokumen yang dimaksud. Antara satu departemen dengan departemen lainnya dalam satu perusahaan seringkali menggunakan dokumen yang berbeda untuk satu dokumen yang sama.

Keempat, Ukuran keberhasilan menyangkut bagaimana SOP dapat dikukur tingka performance-nya. Unsur keempat ini seringkali diabaikan oleh banyak organisasi. Sebab dianggap tidak ada hubungannya. Inilah mengapa SOP tidak terukur tingkat efektifitasnya.http://www.tempokomunitas.com/?p=118

Pengarsipan Membantu Kelancaran Bisnis


Oleh: Elyus Lanin
Konsultan Manajemen

Jika berbicara tentang arsip, kita membayangkan bertumpuk-tumpuk kertas dokumen yang sudah tidak diperlukan lagi. Memang, dokumen yang sudah tidak digunakan untuk operasional perusahaan seringkali dipindah ke sebuah fasilitas penyimpanan yang aman yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja. Sementara itu, dokumen-dokumen yang masih sering digunakan disimpan dalam “filing cabinet” di sebuah ruang kantor yang mudah diakses.

Namun, seiring perkembangan jaman, arsip kini tidak selalu berbentuk tumpukan dokumen-dokumen yang menggunung.Media komputer dapat menyimpan dokumen dalam jumlah yang sangat besar dan bisa dicari (search) dengan cara yang mudah. Dengan kemudahan ini, dokumen-dokumen lama pun masih bisa digunakan untuk operasional perusahaan. Misalnya: seorang manajer pemasaran bisa mempelajari tren penjualan sebuah produk dengan cara mencari informasi itu lewat komputer tanpa perlu memilah-milah tumpukan dokumen.

Sejarawan mungkin tertarik dengan data apa yang terjadi pada tanggal dan waktu tertentu. Sistem sederhana untuk membuat katalog dan index dokumen mungkin dulu dirasa sudah lebih dari cukup.

Namun, kini kita membutuhkan lebih daripada katalog dan index dokumen. Banyak orang yang membutuhkan juga isi dari dokumen yang ada dalam arsip dalam waktu yang singkat. Di sinilah kemampuan sebuah sistem untuk melakukan “search” amat dibutuhkan. Data tentang hal apa saja yang dicari juga menjadi nilai tambah yang sebaiknya ada dalam sebuah sistem pengarsipan elektronis.
Untuk memenuhi tuntutan ini, bagian Teknologi Informasi harus membangun sistem pengarsipan dokumen dengan cara berinteraksi secara langsung dengan pengguna sistem itu. Masalah-masalah teknis harus bisa diberi jalan keluar oleh staf TI sehingga sistem pengarsipan itu bisa berjalan dengan sempurna.
Saat ini SCM (Supply Chain Management) dan CRM (Customer Relationship Management) memungkinkan dokumen-dokumen tertentu bisa diakses oleh para pengguna yang berada di luar perusahaan. Dalam konteks seperti ini, sejak awal harus ditentukan siapa saja orang yang bisa mengakses dokumen tertentu dan dokumen apa saja yang bisa diakses dari luar perusahaan. Kata sandi (password) menjadi hal yang sangat penting yang harus bisa dikelola oleh sistem ini.
Teknologi berjalan sangat cepat. Sistem pengarsipan dokumen ini bisa dibangun dalam bentuk modul-modul yang kecil sehingga di masa yang akan datang bisa dimodifikasi dengan mudah. Kemudahan upgrade ke sistem yang lebih baru merupakan suatu keharusan sehingga sistem selalu terjaga kecanggihannya dan aman dari gangguan yang mungkin terjadi.

Sistem pengarsipan dokumen dengan demikitan merupakan aplikasi yang terpisah dari sistem pemrosesan transaksi. Sistem pengarsipan dibuat untuk memudahkan pencarian, pemilahan dan analisis yang bisa digunakan untuk memajukan bisnis.
http://www.tempokomunitas.com/?p=87

Menciptakan Sistmen Pengarsipan yang Efisien



Oleh: Elyus Lanin
Konsultan Manajemen

Rasanya sudah menjadi sebuah kelaziman jika kita melihat sebuah kantor yang dipenuhi dengan kertas-kertas di atas meja karyawannya. Belum lagi dokumen-dokumen lainnya yang bertumpuk-tumpuk di sudut-sudut ruangan. Beberapa orang karyawan mengatakan bahwa kertas-kertas yang berantakan ini sudah sering dirapikan. Namun, beberapa saat kemudian ruangan kembali “amburadul” dengan kertas, buku, surat kabar dan segala macam dokumen.

Itulah contoh sebuah kantor yang membutuhkan sistem pengarsipan dokumen. Dokumen tagihan, kuitansi, formulir, surat-surat, dan semua macam dokumen harus diarsipkan supaya teratur.

Sama seperti data komputer, kita membutuhkan informasi yang diarsip dengan efisien supaya mudah dicari dan ditemukan kembali. Tentu kita tidak menginginkan dokumen penting dan vital ternyata hilang di tengah rimba arsip dan membuat kepala pening mencarinya.

Penyimpanan arsip yang efisien dan tepat akan membuat proses kerja lebih lancer. Mencari dokumen, mendapatkan surat penting, menemukan kuitansi vital akan sangat mudah jika semua dokumen itu telah diarsipkan. Pengarsipan bias dilakukan berdasarkan penting tidaknya dokumen, mengkategorikannya dalam sistem arsip yang akan membantu mengorganisasikan kantor atau bahkan rumah Anda.

Ingatlah bahwa pengarsipan merupakan bagian penting dari semua bisnis. Namun, kadang kita kesulitan mendedikasikan waktu khusus untuk mengorganisasikan arsip-arsip itu. Jika memang demikian keadaannya, Anda bisa mencari bantuan dari tenaga professional yang menawarkan solusi penyimpanan arsip. Mereka bisa diminta untuk memilah arsip-arsip yang ada di kantor Anda. Kadang Anda tidak menyadari bertapa pentingnya jasa yang mereka tawarkan untuk kelancaran bisnis Anda. Namun, ketika Anda melihat bahwa jasa ini bisa membantu Anda mengelola dokumen demi kelancaran bisnis, Anda akan bisa menikmati hidup yang lebih nyaman tanpa dipusingkan dengan masalah dokumen-dokumen.

Hal seperti ini bisa pula diterapkan di rumah. Kadang kita tidak begitu peduli dengan foto-foto masa lalu, majalah dan surat kabar yang berceceran, kartu ucapan dari rekan bisnis, surat dari keluarga, tagihan listrik/air minum/telepon/kartu kredit/tv kabel dan lain-lain. Seringkali kita langsung memasukkannya ke dalam tong sampah tatkala merasa semua itu tidak diperlukan saat itu. Namun, ketika suatu saat terjadi masalah, misalnya terjadinya pendebetan ganda terhadap rekening bank, saat itulah kita kalang kabut mencari dokumen yang mungkin sudah hilang.

Kini saatnya kita peduli dengan sistem pengarsipan di kantor dan juga di rumah. Pengarsipan di rumah, misalnya, akan membantu menyimpan kenangan keluarga di masa lalu; mengamankan dokumen-dokumen keluarga yang penting seperti ijazah, sertifikat tanah, sertifikat perkawinan, buku tabungan, dan lain-lain. Jika sudah diarsipkan dengan baik, maka tidak akan ada lagi kebingungan mencari dokumen penting di saat genting. Cukup lihat catatan pengarsipan dan temukan dokumennya dengan segera. Ini benar-benar akan memudahkan hidup Anda.

Di luar sana ada begitu banyak jasa sistem pengarsipan yang profesional. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, cobalah meminta masing-masing vendor untuk melakukan presentasi dan telitilah keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Bandingkan dengan vendor-vendor yang lainnya. Jangan semata-mata masalah biaya yang menjadi pertimbangan utama.

Jalankanlah bisnis dengan sistem pengarsipan yang efisien dan terorganisir. Semoga bisnis Anda berkembang dengan lebih sempurna karena sistem pengarsipan yang teratur. (*)

http://www.tempokomunitas.com/?p=93

Apa Jadinya Perusahaan Tanpa SOP?

Ternyata sekarang masih banyak perusahaan yang beroperasi tanpa didukung dengan sebuah SOP (Standard Operating Procedure). Mereka lebih banyak beroperasi berdasarkan kebiasaan apa yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun.

“Kebiasaan yang sudah lama dilakukan ini pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan atau budaya perusahaan tersebut,” kata Eko Supriyatno pada training “Metode dan Teknik Penyusunan SOP” di Swiss-Belhotel Mangga Besar pada 22-23 Desember 2010. Sebanyak 60 orang peserta mengikuti pelatihan ini.
Tidak hanya terbatas dengan perusahaan dengan skala kecil, perusahaan skala menengah dan besar pun masih ada yang belum memiliki SOP yang baku. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang belum mempunyai SOP ini sangat tergantung kepada “key persons” yang ada di tiap bagian perusahaan. Mereka adalah orang-orang senior yang sudah mengetahui seluk beluk operasional perusahaan itu.
Apa yang terjadi jika “key persons” itu sudah tidak bisa bekerja lagi?
Di sinilah arti penting SOP menjadi nyata. Secara umum fungsi SOP bukan hanya sebagai alat kontrol operasional perusahaan, namun juga sebagai alat untuk menjaga konsistensi dari kualitas output perusahaan. SOP harus mampu menjadi alur bagi jalanyna perusahaan (how to do) dan bukan sebagai pengalang atau penghambat system manajemen perusahaan. Oleh karena itu design SOP perusahan tidak bisa sembarangan karena harus dilihat tingkat fleksibilitas dan kontrol perusahaan.
Pembuatan SOP perusahan di bidang usaha manfaktur berbeda dengan SOP perusahaan jasa. Bahkan SOP di perusahaan dengan industri yang sama bisa saja memiliki SOP yang berbeda. Hal ini bisa dipengaruhi karena budaya kerja, sistem kerja, jumlah karyawan dan banyak faktor lainnnya.

Apa saja keuntungan adanya SOP untuk sebuah perusahaan? Dengan adanya SOP makan perusahaan memiliki standard operasional yang baku. Standar operasional yang baku ini akan mempelancar aktivitas karyawan semua bagian karena setiap karyawan menjalankan fungsinya masing-masing dan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tanggungjawabnya.

Adanya dokumen SOP juga akan memudahkan setiap karyawan untuk bekerja berdasarkan standard yang baku, bukan berdasarkan aturan yang dibuat oleh “key persons” semata. Artinya, SOP menjadi landasan bagi siapapun dalam bekerja tanpa dipengaruhi oleh siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan.
SOP juga akan memudahkan dalam mengontrol sistem yang berjalan dalam perusahaan. Dengan demikian SOP bisa mencegah terjadinya kebocoran di perusahaan. SOP juga bisa untuk menganalislis titik lemah perusahaan sehingga bisa dengan cepat dikoreksi.
Salain itu, SOP menjamin berjalannya sistem administrasi perusahaan yang lebih rapih. Semua dokumen yang berhubungan dengan operasional perusahaan bisa diarsip berdasarkan urutan waktu sesuai dengan SOP yang telah disetujui bersama.
Apakah perusahaan Anda belum mempunyai SOP?


http://www.tempokomunitas.com/?p=27

5 CHECKLIST SEBELUM ANDA MENJUAL


“Tahukah Anda apa yang Anda jual?”

Tentu Anda akan berpikir, pertanyaan yang konyol sekali! “Tentu saja saya tahu apa yang saya jual!” Memang benar kita smeua pasti tahu apa yang kita jual, namun benarkah kita memahami karakteristik produk kita?

Tanpa mengetahui karakteristik barang yang kita jual, kita akan kesulitan untuk menentukan strategi untuk menjualnya. Itu sebabnya dalam artikel ini, saya akan memberikan 5 checklist awal (sebenarnya ada 11 checklist, namun sisanya saya akan bahas di lain waktu).

1. Apakah barangnya berupa produk fisik atau jasa?
Menjual produk tentu berbeda dengan menjual jasa. Mengapa? Karena produk tentu memiliki masa expired, menuntut ruang untuk penyimpanan, harus memperhatikan perawatannya. Sementara jasa adalah benda kasat mata. Namun tentu saja karena tak terlihat, jasa juga sulit diamati kualitasnya sampai seseorang benar-benar merasakannya sendiri, sementara produk kadangkala bisa dilihat dari penampilan dan spesifikasinya. Nah, menjual benda berwujud dengan tidak berwujud tentu strateginya berbeda bukan?

2. Apakah ini barang sepanjang masa atau musiman?
Memilih strategi menjual untuk keduanya akan sangat berbeda. Menjual barang sepanjang masa tidak akan menuntut penjualan dengan kuantitas besar namun yang penting konsisten, sehingga relationship marketing dan mouth to mouth marketing menjadi lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan barang musiman yang menuntut metode marketing cepat karena dibatasi waktu.

3. Barang Anda adalah tipe “Repeatable” atau “One Hit”?
Barang repeatable contohnya adalah makanan, sabun, gunting rambut, dan sebagainya. Sedangkan barang one hit adalah buku, seminar, elektronik, dan sebagainya. Nah, menjual barang repeatable jelas berbeda dengan barang one hit. Barang repeatable tidak memerlukan margin profit yang besar (namun kalau bisa besar ya syukurlah…). Yang penting untuk barang repeatable adalah bagaimana caranya agar seseorang menjadi “pelanggan setia” produk Anda. Sedangkan barang one hit biasanya mengambil marjin profit besar namun dibutuhkan stratgei marketing yang lebih tok cer karena setiap orang hanya punya sedikit sekali kesempatan untuk membeli kepada Anda.

4. Apakah produk Anda banyak tandingannya atau tidak?
Masing-masing punya keutungan masing-masing. Jika Anda menjual barang yang banyak tandingannya, misalnya sabun. Itu artinya benda itu dicari oleh banyak orang dan marketnya terbuka lebar. Hanya saja, ya itu tadi, Anda harus melawan sangat banyak kompetitor. Jika Anda menjual barang yang unik dan langka, maka walaupun Anda tidak memiliki kompetitor, tapi peminatnya mungkin juga sedikit. Ini bisa menjadi peluang bisa juga menjadi ancaman, tergantung bagaimana strategi Anda.

5. Apakah yang paling dibanggakan dari produk Anda?
Setiap produk yang berhasil memiliki kelebihan yang sulit ditandingi kompetitor mereka. Semakin banyak kelebihannya, semakin mudah menjualnya. Nah, apakah kelebihan produk Anda? Harganya? Kualitasnya? Servisnya? Penampilannya? Jika sampai saat ini Anda belum menemukan kelebihan produk Anda, maka akan sangat sulit untuk Anda menentukan strategi menjualnya.

Semoga saja dengan adanya artikel ringan ini Anda akan lebih mudah menentukan strategi marketing dan penjualannya.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
Master EQ Trainer Indonesia

Tugas Manajer Penjualan


Tugas manajer penjualan adalah sebagai berikut :
  1. Manajer penjualan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan marketing plan
  2. Manajer penjualan bertanggung jawab terhadap hasil penjualan produk
  3. Manajer penjualan bertanggung jawab terhadap sales management
  4. Manajer penjualan membina dan membimbing sales team
  5. Manajer penjualan membina dan memelihara hubungan baik dengan distributor dan sales outlets
  6. Manajer penjualan membuat sales plan dan sales report
http://eko-trisna.blogspot.com/2010/01/tugas-manajer-pemasaran.html

Rabu, 13 Juli 2011

Resep Manjur Memasarkan Tulisan

13101461171908369071

Jika diibaratkan proses produksi, menulis adalah pekerjaan mengolah masukan atau input menjadi keluaran atau output. Proses produksi yang dikerjakan sangat bergantung pada sumber dayanya. Dalam konteks menulis, sumber daya itu ialah hasil pembacaan, nalar, dan analisis terhadap sesuatu hal.

Jika semua berjalan dengan baik, mutu produk yang dihasilkan juga ciamik. Andai saban waktu proses produksi di-input dengan bahan baku dan sumber daya berkualitas, hakulyakin mutunya juga bagus.

Jika pembacaan, analisis, dan aktualitas dalam menulis juga baik, hasilnya juga bakal mantap. Artinya, input itu insya Allah berbanding lurus dengan hasil. Dalam menulis, ini juga berlaku.

Nah, dalam konteks modern, kini sebuah korporasi tak cuma memproduksi. Ia mesti menjual produk itu dengan lini penjualan yang atraktif. Tujuannya ialah menjual sebanyak mungkin dan mendapatkan laba yang paling besar.

Untuk mewujudkan itu, pemasaran menjadi penting. Soal harga, mutu produk, promosi, dan distribusi yang tepercaya harus diperhatikan.

Produk tulisan kita pun demikian. Sasarannya mesti jelas supaya tujuan tulisan itu dibaca khalayak. Promosi juga hendaknya dilakukan semaksimal mungkin agar orang tertarik membacanya. Berdasar pengalaman pribadi dan penulis lain, ada resep memasarkan tulisan yang bisa dipraktikkan. Niat kita ialah tulisan itu dipublikasikan media, mendapat komentar, punya pengaruh di pengambil kebijakan, dan mendapatkan honorarium atas tulisan itu. Berikut resep manjur memasarkan tulisan.

Pertama, siapkan sumber daya

Proses produksi tulisan ini tak bakal muncul dari alat-alat produksinya tidak ada. Buku sebagai referensi tidak ada, koran dan majalah juga tak berlangganan atau tak membaca di perpustakaan, termasuk fasilitas komputer, laptop, atau ponsel cerdas bersistem operasi.

Ini bukan berarti bermewah-mewah, tetapi itu semua modal. Tanpa bermodal, sulit buat kita membikin produk, terutama produk tulisan.

Karena ini berkaitan dengan kerja intelektual, basis modal juga berkenaan dengan itu. Aktivitas membaca kan perlu objek bacaan, bisa koran, majalah, tabloid, dan situs di internet. Tanpa itu, sulit. Akses informasi dalam ranah penulisan sungguh mahapenting. Lantaran itulah kapital penulis mesti ada karena itu memang modal dasar.

Kita tentu mau menghasilkan tulisan yang bagus dan memasarkannya dengan optimal. Untuk itu, proses produksinya dijaga supaya berkualitas.

Dalam hal internet, misalnya, zaman sekarang sudah menjadi kebutuhan utama. Kalau mau cepat mengirim artikel, kita sudah pasti membutuhkan internet. Sebab, hampir semua media mensyaratkan pengiriman secara online untuk artikel yang dikirim.

Tanpa modal produksi yang cukup, produk kita tak bakal terwujud, apalagi bermutu bagus. Terlebih untuk dipasarkan.

Maka itu, semua peralatan dan perlengkapan dalam produksi bukan sekadar pengeluaran. Itu semua adalah modal, investasi. Manfaatnya akan dirasakan setelah produksi berjalan. Yang namanya investasi itu akan diketahui maslahatnya di masa mendatang. Apalagi peralatan produksi konten intelektual itu bisa tahan lama. Satu set laptop plus modem bisa menghasilkan puluhan tulisan. Jadi, tak ada kata rugi menginvestasikan uang dalam bentuk barang produksi untuk menulis. Selain untuk menulis, komputer atau laptop juga bisa digunakan untuk membuat tampilan saat mengisi pelatihan menulis. Program Power Point dibikin untuk itu.

Kedua, pastikan produk berkualitas

Pemasaran yang baik akan sia-sia jika produk tulisan kita mutunya buruk. Temanya basi, kontennya cuma bisa mengulang artikel orang lain, idenya juga sama, tak ada solusi meski sedikit, bahasanya amburadul, dan teknik penulisan yang kacau. Maka, seberapa gigih kita memasarkan, produk itu bakal gagal diserap pasar atau menarik perhatian redaksi media massa.

Sebab itu, pastikan dulu produk tulisan kita berkualitas. Berkualitas itu tentu saja memenuhi unsur yang diminta media. Sudah tentu aktualitas, ide baru, solusi, bahasa yang lugas dan bernas, serta teknik penulisan yang memadai. Supaya produk itu terjaga mutunya, diuji coba saja dulu sebelum dikirim. Kirimkan naskah tulisan itu kepada beberapa teman, bisa dua atau tiga orang. Mintalah kepada mereka masukan atau kritik atas tulisan itu. Apa yang mereka berikan dijadikan input untuk menyunting naskah dengan baik. Ini bagus dilakukan supaya sejak awal kita tahu apakah kira-kira produk kita diserap pasar atau tidak.

Menguji tulisan kita kepada sejawat adalah langkah penting untuk mengetahui bagaimana respons pembaca. Kalau mereka menganggap tulisan kita enak dibaca, penuh dengan ide yang baru, dan aktualitasnya oke, itu bisa menjadi tolok ukur. Kalaupun kita kirim ke media, tidak bakal memalukan.

Cuma yang mesti dipahami, kita mesti membuka diri atas kritik yang disampaikan, bahkan terhadap yang paling keras sekalipun. Misalnya, sejawat kita mengatakan bahwa tulisan kita itu bahasanya mumet, pengaturan alineanya berantakan, tidak jelas konten yang mau disampaikan, dan sebagainya. Tak mengapa. Anggaplah itu proses menjaga kualitas produk dengan total quality management.

Setelah diuji coba, perbaiki sesuai dengan saran-saran yang masuk. Lalu, rehabilitasi produk tulisan hingga khusnul khatimah.

Ketiga, inventarisasi pasar/media

Buat penulis yang sangat produktif, pengetahuan terhadap jumlah media sangat penting. Ini dimaksudkan agar tulisan bisa didistribusikan secara merata ke semua media. Ibarat produk, kita mesti tahu menjual perkakas elektronik di supermarket mana, menjual cenderamata kreatif di gerai apa, dan menjual kaus berdesain unik di pasar seni bagian mana. Sama dengan tulisan, kita mesti tahu sasaran yang dituju.

Pengalaman di lapangan membuktikan hal itu. Saat tahun-tahun pertama mulai menulis dalam artian dikirim ke media, saya bisa disebut kemaruk. Dalam sehari minimal bisa satu artikel selesai. Satu bulan penuh! Bahkan, ketika semangat menulis tidak bisa dicegah, banyak tulisan yang berhasil dibikin dalam tempo sehari.

Di Lampung, cuma dua media cetak lokal yang menyediakan rubrik opini dan dibayar: Lampung Post dan Radar Lampung. Bedanya cuma honor. Lampung Post lebih besar daripada Radar. Satu artikel di Lampung Post dihargai Rp 150 ribu, sedangkan di Radar Rp 75 ribu. Kalau hari Minggu, malah cuma Lampung Post yang mempersilakan para penulis lepas menulis esai, resensi buku, cerpen, puisi, dan cerita anak. Jadi, sangat terbatas.

Selain tema politik dan ekonomi, saya pun suka menulis soal lingkungan. Sebab, dibanding ekonomi dan politik, tema lingkungan ini lebih konkret. Rusak lingkungan, rusak pula kehidupan manusia, kerusakan hutan dan daerah resapan air bisa langsung berdampak pada kekeringan saat kemarau tiba.

Nah, dengan produk tulisan yang melimpah seperti ini, sulit kalau mengandalkan dua media saja. Kalau dalam sehari kita mampu menulis dua artikel, dua media lokal itulah yang dipilih. Masalahnya ialah, andaipun dimuat, periodenya takkan terlalu sering. Tulisan saya di Lampung Post dalam sebulan paling banyak empat kali. Itu sudah tergolong luar biasa. Umumnya cuma dua kali. Di Radar pun demikian. Bagaimana jika dalam sepekan kita bisa menghasilkan tulisan sampai sepuluh artikel? Kita wajib membuka pasar baru!

Caranya ialah dengan menginventarisasi sebanyak mungkin media yang punya rubrik opini. Untuk mengatasi tulisan bertema lingkungan, saya kemudian menghubungi sejawat saat SMA yang bekerja di majalah Jurnal Tropika Indonesia. Alhamdulillah, meski tak acap, tulisan saya dimuat di media itu. Honornya pun lebih besar. Karena adik kandung saya juga mengelola buletin Siamang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, saya pun sering melempar tulisan soal lingkungan, seperti pembalakan liar, menjaga ekosistem, dan sebagainya ke media itu. Syukurnya juga ada uang lelah menulisnya. Dengan kata lain, pasar untuk tulisan bertajuk lingkungan sudah saya bentuk. Tak khawatir lagi menulisnya karena pasarnya sudah ada.

Dalam hal fiksi pun demikian. Ada beberapa cerpen berlatar Perang Dunia II yang tak “diminati” media lokal. Setelah berkeliling toko buku, saya dulu menemukan majalah Insani. Formatnya mirip Intisari. Cerpennya ada dan temanya mirip dengan beberapa cerpen saya. Saya pun mengirim ke sana dan…. dimuat juga. Pasar baru kemudian terbuka.

Pun kini untuk memenuhi hasrat menulis saya soal feature dan tulisan motivasi, majalah Khalifah yang bernaung dalam grup Indomedia menjadi sasaran pemasaran selanjutnya.

Dengan menginventarisasi media massa, berarti kita membuka pasar baru untuk karya tulis yang kita buat.

Keempat, perluas akses/jaringan

Memperluas pasar tulisan perlu dibangun dengan kontinu. Ini akan meluaskan daya jelajah artikel yang kita buat. Semakin luas jaringan yang terbangun, peluang pemasaran tulisan kita juga semakin besar.

Maka itu, bangunlah jaringan dengan pengelola media massa, utamanya redaktur opini atau sastra. Cara paling gampang ialah ikuti setiap pelatihan jurnalistik yang diisi oleh pengelola media massa. Khususnya pemimpin redaksi atau redaktur opininya.

Bisa juga kalau ada diskusi yang diadakan media atau menghadirkan penggawa media, kita hadir, melontarkan gagasan, dan berkenalan. Berkenalan itu penting untuk mempromosikan diri. Yang penting kualitas tulisan kita layak tayang sehingga akses atau perkenalan itu cuma menstimulus saja.

Kelima, cepat melakukan penetrasi

Kecepatan dalam hal pemasaran itu penting. Pepatah mengatakan siapa cepat, dia dapat. Maka itu, dalam strategi pemasaran tulisan, jangan pernah menunda. Begitu ide datang, segeralah menulis dan memublikasikannya. Aktualitas yang diutamakan media massa membuat kita mesti bersicepat dengan waktu. Ada banyak kompetitor yang mengirim artikel dalam sehari. Kompetisi berlangsung dengan ketat. Untuk memenangkan persaingan, selain mutu produk tulisan kita bagus, wajib ditunjang dengan kecepatan dalam menemui pelanggan. Maka itu, jangan menunda-nunda sebuah tulisan untuk dituntaskan.

Semakin cepat kita mengirim tulisan ke media, pihak redaksi akan menganggap kita serius dalam berkarya. Sebab, mereka pun membutuhkan tulisan yang aktual dan cepat sampai ke mejanya.

Apa keuntungan cepat melakukan penetrasi? Tentu saja karena kita yang paling dahulu memenuhi kebutuhan pasar. Saat sebuah daerah membutuhkan makanan khas yang enak, yang muncul lebih dahulu memiliki kans untuk menjadi besar ketimbang pengikut. Facebook datang dengan keunggulan akses yang luas dan tiada pembatasan. Setiap pengguna jaringan bebas mengunggah foto, berkomentar, mencari teman, dan sebagainya. Situs ciptaan Mark Zuckerberg ini terdepan dalam media jaringan online. Mereka menjadi pemimpin pasar. Ditunjang dengan perbaikan dan penambahan terus-menerus kapasitas, Facebook masih eksis sampai sekarang.

Aqua juga hadir lebih dulu ketimbang pesaing mereka. Saat pertama muncul, tak ada yang berani memprediksi inovasi Tirto Utomo itu bakal laku. Ngapain jual air minum segala? Toh, ide brilian itu akhirnya berujung dengan kesuksesan. Sama dengan penulis, juga mesti berani mempenetrasi pasar lebih dini ketimbang yang lain.

Portal berita Detikcom juga demikian. Saat yang lain masih terlena dengan media dalam bentuk cetak, laman daring ini lebih dulu muncul. Kini, setiap koran selalu menempatkan berita dari Detikcom sebagai menu utama edisi cetak mereka, selain Antara dan kantor berita luar negeri lainnya.

Kabar terbaru, grup Para pimpinan Chairul Tanjung membeli Detikcom yang punya pendapatan atas iklan selama setahun sebesar lebih dari Rp 100 miliar. Luar biasa! Andai Detikcom tak memulainya duluan, barangkali nasibnya tak seperti sekarang. Jadi, yuk kita merangsek dengan lebih dulu memasuki gelanggang pasar tulisan!

Keenam, miliki keunggulan komparatif

Mungkin ada banyak kesamaan ciri tulisan antara penulis satu dan yang lain. Bisa jadi tulisan kita sama dengan yang lain. Dari konten yang diangkat barangkali sama, mungkin juga teknik penulisan. Nah, supaya kita punya pembeda dengan penulis lain, milikilah keunggulan komparatif atau comparative advantage.

Dalam konteks ekonomi internasional, misalnya, keunggulan komparatif itu antara lain upah buruh yang terjangkau, ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, kemudahan perizinan atau regulasi.

Dalam ranah penulisan, keunggulan komparatif itu mesti ada. Ia semacam pembeda antara tulisan kita dan penulis lain. Misalnya, dalam tulisan politik, kita mengayakan tema tulisan dengan data survei politik terbaru atau ulasan pakar politik yang mutakhir. Bisa juga dengan menambah dengan jajak pendapat sederhana yang kita lakukan sendiri.

Dalam tulisan ekonomi, misalnya, kita mampu menyajikan hal menarik dan unik yang tidak bisa dilakukan oleh penulis lain. Yang paling sederhana saat menjelaskan soal inflasi. Jika dimaknai sebagai kenaikan harga barang secara umum, mungkin masih absurd. Tapi, saat kita mencontohkan dengan menggunakan amsal harga permen saat ini dengan sepuluh tahun lalu, barangkali mudah dipahami. Bahkan, itu bisa dijadikan sebagai judul artikel: Inflasi dan Kenaikan Harga Permen.

Keunggulan komparatif tidak mesti banyak, satu hal kecil asal dia menarik, itu sudah unggul.

Ketujuh, berilah insentif

Pasar mesti diperlakukan dengan istimewa. Kadang korporasi memberikan insentif kepada pelanggannya. Misal produk makanan ringan memberikan paket beli satu dapat satu. Atau, produk minuman memberikan korting yang besar.

Dalam konteks produk tulisan, kita juga bisa memberikan insentif, khususnya kepada pembaca. Bentuknya apa ya? Bisa dengan mengadakan pelatihan buat komunitas pelajar atau mahasiswa secara gratis. Supaya ada hubungan erat dengan media, bisa juga meminta redaktur opini sebagai pembicara tamu.

Memberikan pelatihan secara gratis, selain menambah pengalaman, juga bisa menyenangkan orang lain. Mereka akan mendapat ilmu kepenulisan dan motivasi dari penulis yang karyanya acap mereka baca. Ini juga memperkuat posisi kita sekaligus bentuk pengakuan eksistensi diri dalam hal menulis.

Pihak redaksi media juga akan menilai bahwa kita memang punya kesungguhan dalam menulis dan punya kemauan untuk berbagi: sharing, connecting. Ini berimbas pada prioritas oleh media kepada kita ketimbang penulis lain. Yuk, kita serius memasarkan tulisan!


sumber

http://bahasa.kompasiana.com/2011/07/08/resep-manjur-memasarkan-tulisan/

Text widget

Twitter Update

Rabu, 20 Juli 2011

Ketika Marketing 3.0 Tiba

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/08/31/08184027/ketika.marketing.3.0.tiba
shutterstock

TERKAIT:
Saat ini kita hidup di dunia yang baru di mana krisis dan chaos menjadi ‘menu makanan’ sehari-hari. Lingkungan bisnis semakin complex, penuh dengan kekacauan.
Di kurun waktu sepuluh tahun terakhir, kita sudah melihat betapa hebatnya badai-badai dan kekacauan yang terjadi di lingkungan bisnis mulai dari krisis ekonomi di Asia, meledaknya balon dot-com, skandal pelaporan keuangan (contoh Enron dan Worldcom), gerakan teroris, gerakan anti-globalisasi, perubahan iklim, krisis energi, krisis pangan, skandal investasi, sampai resesi perekonomian global tahun 2008.

Di tengah berbagai macam badai dan munculnya Scumbag Millionaire mulai dari Jeffrey Skilling (Enron) sampai Bernard Madoff yang telah menghasilkan 50 triliun dollar AS dari investasi berskema Ponzi (atau skema piramid), langkah bisnis perusahaan terus menjadi sorotan publik. Tingkat kepercayaan diri di internal perusahaan terus menurun. Tingkat kepercayaan publik terhadap perusahaan juga terus menurun. Dan celakanya lagi, teknologi new-wave yang memperluas jaringan media informasi, menjadikan dunia semakin transparan, sehingga sudah semakin susah bagi perusahaan untuk memutup aib dirinya.

Publik membutuhkan aktivitas dan proses bisnis yang didasari oleh prinsip dan nilai-nilai yang lebih etis dan fair. Kini tidak cukup lagi bagi perusahaan untuk searching for excellence, karena di tengah perubahan lanskap seperti sekarang yang menjadi keharusan adalah searching for meaning.
Di tengah badai-badai krisis dan jatuhnya reputasi perusahaan, sudah saatnya bagi pemasar adalah meninjau ulang dan menjual nilai-nilai, prinsip, dan karakter yang dimiliki dan dijunjung-tinggi, agar dapat tampil stand-out dan terus berupaya senantiasa meninggalkan warisan bagi masyarakat.

Marketing 3.0

Di era sekarang, pemasaran saat ini tidak hanya diterjemahkan dalam pengertian positioning, diferensiasi dan merek yang dibungkus dalam identitas merek, integritas merek, dan menghasilkan citra merek. Dunia pemasaran perlu menunjukkan nilai-nilai (spiritual) dalam pemasaran.
Nilai-nilai yang ditebarkan itu diyakini tidak hanya mendongkrak profit tetapi juga menjamin kelanggenan dan penguatan karakter brand, sekaligus membentuk diferensiasi yang tidak tertandingi.

Di dalam buku ”Marketing 3.0: Values-Driven Marketing” Philip Kotler dan saya mengatakan, perusahaan seharusnya tidak hanya memasarkan produk dengan manfaat fungsional ataupun manfaat emosional, melainkan harus pula menonjolkan manfaat spiritual.

Pendekatan pemasaran berbasis nilai ini diyakini akan memperoleh hasil yang berbeda. Karena perusahaan atau pemilik merek tidak sekadar memberikan kepuasan atau mengincar profitabilitas, melainkan memiliki compassion, dan keberlanjutan. Model bisnis yang menyeimbangkan pencetakan profit dan tanggung jawab sosial seperti itu sungguh didambakan oleh banyak pemain bisnis.

Kita tahu bahwa, perjalanan waktu telah membuat model pemasaran berubah, dari Marketing 1.0 ke Marketing 2.0 - dari product centric ke customer-centric era. Dan sekarang marketing telah mentransformasi diri ke dalam human-centric era. Itulah yang dikatakan sebagai Marketing 3.0.
Perbandingan Antara Marketing 1.0, 2.0, dan 3.0
Marketing 1.0
Product-centric Marketing
Marketing 2.0
Customer-oriented Marketing
Marketing 3.0
Values-driven Marketing
Objektif Perusahaan
Menjual produk
Memuaskan dan membuat konsumen loyal
Membuat dunia yang lebih baik
Pemicu Arus Pergerakan
Industrial Revolution
Teknologi informasi dan komunikasi
Teknologi New Wave
Bagaimana Perusahaan Melihat Konsumen
Mass buyers dengan kebutuhan fisik
Konsumen yang memiliki rasional dan emosional
Konsumen yang secara holistic memiliki mind, heart, dan spirit.
Kunci Konsep Pemasaran
Pengembangan produk
Diferensiasi
Nilai-nilai (values)
Panduan Pemasaran Perusahaan
Spesifikasi produk
Positioning perusahaan dan produk
Visi, Misi, dan Values dari Perusahaan
Nilai yang Dijual Perusahaan
Fungsional
Fungsional dan emosional
Fungsional, emosional, dan spiritual, Emotional, and Spiritual
Interaksi Dengan Konsumen
Transaksional yang bersifat top-down (One-to-Many )
Hubungan intimasi yang bersifat one-to-one
Kolaborasi antar jejaring konsumen (many-to-many)
Marketing 1.0 mengandalkan rational intelligent: Produk bagus, harga terjangkau. Konsumen memilih produk berdasarkan tinggi-rendahnya harga yang ditawarkan produsen. Pada level ini konsumen sangat mudah berpindah.

Marketing 2.0 berbasiskan emotional intelligent: Sentuhlah hati customer. Meski suatu produk lebih mahal dibanding yang lain, tapi tetap dipilih konsumen, sebab ia sudah memiliki ikatan emosional dengan produknya.

Marketing 3.0 berdasarkan spiritual intelligent: Lakukan semua dengan Nilai-Nilai Universal seperti kasih dan ketulusan maka profit akan datang. Pada tahap ini, merek telah menjadi “reason for being.” Karena merek itu maka si konsumen diakui keberadaannya.

Values-driven marketing adalah model untuk Marketing 3.0, yang melekatkan nilai-nilai pada misi dan visi perusahaan. Gagasan ini akan memperbaiki persepsi publik terhadap marketing dan membimbing perusahaan dan pemasar untuk menginkorporasikan visi yang lebih manusiawi dalam memilih tujuan mereka.

Marketing 3.0 ini akan terlihat dari seberapa dalam hubungan hubungan produsen dengan konsumen atau stakeholder-nya. Wujud spiritualisme adalah bagaimana mencintai jejaring stateholder bisnis kita dengan modal dan menjunjung tinggi kejujuran. Jika sudah sampai tahap spiritual sedemikian itu, hubungan antara perusahaan dengan siapapun yang berkepentingan, apakah itu konsumen, karyawan, supplier, akan langgeng terus.

Marketing 3.0 inilah yang merupakan cikal bakal pemikiran bahwa pada akhirnya marketing menjadi horisontal, di mana sisi humanisme si pemasar membuat pasar menjadi datar. Artinya, tidak ada perbedaan status antara Marketer dan Customer. Marketer dan Customer sama rata. Marketer sudah berbaur dengan Customer-nya.

Bagaimana pendapat Anda?








Apa itu Marketing 3.0

Welcome The Rise Of Marketing 3.0

Monday, December 24, 2007

Beberapa saat yang lalu, tim Annida Islamic Kids Wear berkesempatan untuk hadir dalam seminar marketing yang diselenggarakan Rotary Club dengan tajuk “Marketing 3.0, Values-Driven Marketing”. Tidak tanggung-tanggung, seminar ini menghadirkan pakar & praktisi marketing yang tidak asing lagi dikalangan entrepreneur, yaitu Hermawan Kartajaya dan Tanadi Santoso.

Pada tulisan ini, saya akan coba menyampaikan penuturan dari sang begawan marketing, Hermawan Kartajaya yang mengulas konsep marketing 3.0.

Penjelasannya diawali dengan menunjukkan satu persatu focus dari versi marketing yang selama ini pernah ada.

Marketing 1.0 (baca : one point “o”), adalah marketing yang berfokus pada produk atau dengan istilah lain disebut “Product-Centric Era”. Dimana kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan produsen. Disini, konsumen sedikit diabaikan dan yang penting adalah bagaimana produsen membuat produk yang bagus dan laku dipasaran.

“any customer can have a car painted any color that he wants so long as it is black”
(Henry Ford)

Marketing 2.0 (baca : two point “o”), adalah marketing yang berfokus pada pelanggan, dengan istilah lain disebut “Customer-Centric Era”. Lebih maju dari marketing 1.0, disini kegiatan marketing diarahkan sesuai dengan kemauan pelanggan. Selain produk yang bagus juga memperhatikan aspek keinginan pasar yang ada.

“The Success of Starbucks demonstrates the fact we have built an emotional connection with our customer….Once they tasted ours and experienced what we call ‘the third place’ – a gathering place between home and work where they where treated with respect – they found we where filling a need they didn’t know they bad”
(Howard Schultz, CEO of Starbucks)

Marketing 3.0
Dan yang paling mutakhir adalah Marketing 3.0 (baca : three point “o”), yaitu marketing yang berfokus pada kemanusiaan, dan disebut dengan “Human-Centric Era”. Kegiatan marketing produk bukan yang utama lagi, karena disini pelaku bisnis justru lebih menonjol aktifitas kemanusiaannya, dengan berbagai kegiatan sosial maupun pelestarian lingkungan hidup.

Dame Anita Roddick (Founder of The Body Shop), adalah salah satu contoh bagaimana marketing 3.0 itu diterapkan. The Body Shop tidak pernah memasang iklan untuk produknya tetapi sang pemiliknya senantiasa tidak pernah lepas dari aktifitas sosial dan pelestarian lingkungan. Ketika ada mitranya yang telepon, dengan entengnya dia menjawab, “saya sekarang di afrika selatan untuk kegiatan sosial.” Nah lho…..

“She will be remembered not only as a great campaigner but also as a great entrepreneur”

“She campaigned for green issues before it became fashionable to do so and inspired millions to the cause by bringing sustainable products to a mass market”
(BBC News)

“Anita did more than run a successful ethical business : she was a pioneer of the whole concept of ethical and green consumersm”
(Tony Juniper, Director of Friends of the Earth)

“Dame Anita was an ‘incredible woman’ who was passionate about environmental and human rights issues”
(John Sauven, Executive Director of Greenpeace)

Three Forces Of New Trend
Ada tiga kekuatan di dalam trend baru ini (marketing 3.0) yang perlu diperhatikan, yaitu :

  1. DIGITALIZATION
  2. GLOBALIZATION
  3. FUTURIZATION

DIGITALIZATION, saat ini kita hidup dalam era teknologi brillian, dimana segala sesuatu dijalankan secara digital dan hanya dengan satu tombol ”klik” saja. Dengan ”BLOGS” kita bisa mengkomunikasikan apa saja termasuk apa yang akan kita jual kepada semua orang diseluruh dunia. Faktanya, ada sekitar 1.2 juta posting blog disetiap harinya atau 50 ribu blog terupdate tiap jamnya.

”We have moved beyond the information Age to the AGE OF PARTICIPATION
(Scott McNealy – Chairman and CEO Sun Microsystem)

GLOBALIZATION, kalau jaman dulu globalisasi identik dengan anggapan dunia yang kecil “Smaller World” dimana kita bisa tahu apapun yang terjadi di belahan bumi lain dengan akses informasi yang begitu terbuka. Maka saat ini globalisasi lebih diartikan sebagai “Flat World” dengan anggapan bahwa setiap individu dengan satu PC, sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi leader. Faktor yang jelas yang mempengaruhi globalisasi model baru ini adalah “social culture” dan “political legal”.

“The global playing field is being leveled”
(Thomas Fiedman – Author of The World is Flat)

FUTURIZATION, untuk saat ini disamping menjadi “yang berbeda” juga diperlukan kreatifitas yang tinggi. Market, sebagai sasaran dalam bisnis sudah begitu cerdas untuk bisa menilai produk yang kita buat.

“We are beginning to work and live the way creative people like artists and scientists always have”
(Richard Florida – Author of The Rise of Creative Class)

Seperti yang pernah diceritakan kawan saya yang di Australia, ada produsen alat-alat rumah tangga di sana yang tidak menggunakan marketing secara langsung. Di awalnya produsen ini hanya melakukan aktifitas pelestarian lingkungan dengan menanam tanaman & bunga di sepanjang jalan suatu perkotaan.

Yang unik adalah setelah dua tahun, penduduk kota tersebut merasa berhutang kepada produsen tadi, akhirnya di tahun itulah produsen alat-alat rumah tangga tadi baru mendapatkan "nikmat" dari usaha mulianya selama ini karena penduduk kota tersebut menggunakan alat-alat rumah tangga yang diproduksinya. Nah, apa hubungannya coba alat rumah tangga dengan tanaman........

Catatan Penting :

Wah, sayang kameranya lagi ngadat, jadinya hasil jepretannya kacau banget. maaf foto kami belum bisa tampil nih he..he....


Untuk menghadapi tahun baru hijriyah 1429 H, annida islamic kids wear meluncurkan model baru, lihat saja di : http://annidaku.blogspot.com/


Selasa, 19 Juli 2011

TEMPAT BIKIN KAOS


dead line cv email sampai tanggal 7 Agustus 2011
TWITTER FOLOW @KAOS JOGJA

Minggu, 17 Juli 2011

action coach lagi

6 Langkah membuat sistem ini akan abadi di kepala saya selama-lamanya, karena 6 langkah sederhana inilah yang akan membuat bisnis anda jalan sendiri tanpa kehadiran anda di dalamnya. Artinya bisnis anda jalan , anda jalan-jalan..

6 Langkah luar biasa ini saya dapat dari Action Coach, dan Action Coach mengemasnya dengan sangat simple dan sederhana..

Satu lagi jurus yang tidak akan pernah saya lupa…Jurus ini saya pelajari dari seminar Acion Coach .

apa itu Action Coach ? Action Coach adalah perusahaan yang didirikan oleh Brad Sugar yaitu perusahaan coaching no 1, dan Brad sudah pensiun sejak umur 26 tahun karna semua bisnisnya diseluruh dunia sudah jalan tanpa kehadiran beliau .Karena jurus Action Coach yang tidak akan saya lupa seumur hidup dalam membangun perusahaan adalah bagaimana mendefinisikan perusahaanmu ” A Commercial, Profitable enterprise That Works Without You.”.artinya ..jika ingin membuat perusahaan buatlah perusahaan yang menguntungkan , yang komersil yang bisa jalan sendiri tanpa kehadiran anda …Jika anda masih terlibat di dalamnya ..berarti anda masih in the business belum on the business..Harusnya pekerjaan teknis sudah bisa didelegasikan ke karyawan ..

Action Coach ini luar biasa sekali memberikan ilmu bagaimana bisnis anda jalan, anda bisa jalan-jalan ..yaitu dengan membuat sistem yang mantap… Untuk membuat sistem ..anda hanya memerlukan 6 langkah sukses dalam membangun bisnis.. 6 langkah ini saya hafal banget sampai mati..karna 6 langkah inilah yang membawa bisnis anda jalan sendiri tanpa kehadiran anda… 6 langkah itu adalah :

Level 1 :Mastery
Mastery ini hal yang paling dasar sekali yang harus anda bereskan pertama kali intinya adalah menguah kekacauan dalam bisnis anda menjadi terkontrol .. Apakah anda memiliki laporan keuangan ? apakah sudah memiliki visi /misi ?


3 FOCUS DALAM AREA MASTERY :
1. Destination Mastery : Tentukan duli Mau kemana arah bisnis kita
ada 3 Hal penting dalam destination mastery
1. Visi ? Impian 5 – 100 thn kedepan yg ingin kita capai
2. Goal ? Jangka pendek
3. WHY ? Kenapa Memlih berbisnis
Saya dulu bosan sekali mendengar nasehat-nasehat untuk buat visi dan misi, lalu di tempel .. Hal ini tidak pernah saya kerjakan..Sampai akhirnya saya terpaksa buat dan belakangan tau..ketika sudah punya tim yang besar pedoman kita hanya di visi dan misi yang di tempel ditembok itu saja..Untuk meyatukan pandangan berbagai karakter tim ..
Visi Bloop adalah Menjadi Trendsetter no 1 pakaian remaja di Indonesia.. Krn itu itu setiap ada kesalahan dalam kualitas kita kembali lagi ke visi .. “hey, mau jadi trendsetter no 1 nih..masa masih ada sobek di baju .ingat visi kita “



Goal juga HArus SMART :

Specific : omzet maunya 100 milyar

Measurable: dpt diukur dari profit
Achievable : Bisa dijangkau
Result oriented : ada hasil akhir misal : mau buka 10 cabang
Time Frame : ada batas waktu : November 2010 sudah buka cabang ke-10
2. Money Mastery : Bagaimana mengatur keuangan / buat laporan keuangan
Harus Tau kondisi Keuangan kita,
HArus Punya laporan keuangan dan tau cara membacanya
3 Laporan Keuangan terpenting yang harus anda punya :
  1. Cashflow
  2. Rugi/laba
  3. Neraca
Beda profit dan cashflow..Profit di atas kertas,sedangkan cashflow : woww..ada uangnya.. cashflow adalah jantungnya usaha anda..Ketika cashflow anda kosong / ga ada uang kas di kantong karena salah itung..sama aja dengan jantung anda berhenti .. Bisa – bisa anda KO seketika ..


Hati-hati dengan profit yang tinggi jika cashflow anda kosong..Profit tinggi itu hanya di atas kertas.. KArena itu yang sangat paling pertama kali diperhatikan adalah cashflow..ini sesuai anjuran dari Robert Kiyosaki juga.
3. Time Mastery : Bicara Bagaimana meningkatkn produkivitas
  • Bentuk Sales Team terbaik
  • Hitung waktu anda dan team anda..Produktifkah waktu anda?
  • Apakah anda lebih Sering nonton Sinetron, santai- santai dirumah?
  • Cek Produktivitas team
4. Delivery Mastery : Bicara sistem pelayanan , apakah kualitas produk kita hr ini besak dan tahun depan sama kualitasnya?
  • SPGnya apakah sudah sama cara pelayanannya,cara menyapa customernya
  • Cth : Mcdonald tebet dan sarinah rasanya sama meskipun kompornya bisa berbeda
  • Memastikan bisnis berjalan konsisten, profitable dan productivity
  • KESIMPULANdi LEVEL MASTERY ini : Anda harus

  1. Turun tangan ke lapangan.
  2. Menghapus kekacauan, berskan yang kacau-kacau, dijadwalkan perhari
  3. Buat Laporan keuangan, paksakan setidaknya punya laba rugi dan cashflow dulu
  4. Customer service di perbaiki
  5. Buat kekacauan bisnis anda menjadi stabil
  6. Buat sistem pelayanan

Level 2 :Niche ( Fokus pada Marketing & USP )
Pada level 2 inianda sudah mulai bermarketing.. Karena level 1 sudah anda bereskan… Ketika sudah beres dan anda bermarketing dan.hasilnya membludak anda benar-benar telah siap dengan pelayanan tokonya, mengatur keluar masuk uangnyadll .. sehingga konsumen menjadi puas dan bisa kembali lagi




Dan dalam marketing juga anda harus membuat iklan anda semenarik mungkin .Bagaimana anda membuat keunikan produk anda dan di informasikan ke masyarakat
Rahasianya : NO Price Competition

Mengapa no price competition karna Use USP : apa USP Produk anda ..Dengan memiliki
Dan Guarantee .. Cotntoh : Saya garansi baju ini kualitas no 1 jika jelek saya ganti 10 x lipat
Caranya:
1. Be The First : Jadilah yang pertama.. Misalnya buat baso jajaran genjang
2. Be The best : Contoh :Starbuck dengan servicenya yg luar biasa
3. Be Different : contoh :Es Pocong, rawon setan
Level 3 : Leverage.. MAKE SYSTEM : Saving Your Self Time Energy & Money
  • Pada Level 3 ini anda sudah mulai membuat sistem :
  • Dalam sistem ini harus terkandung didalamnya :
  • Create : Vison, Mission, Goal, Culture, KPI, Organization Structure, SOP,Time MAnagemnet
  • Strukturisasi sistem, penempatan org yg tepat, pada tempat yg tepat
  • Bangun sistem Meliputi Financial.people ,marketing, technology
  • Buat bisnis anda tergantung pada sistem, bukan pada orangnya,
  • Efisiensi, ciptakan sistem, cari org yg tepat pd tempat
  • Daya ungkit dari investor lain utk tanam modal
Level 4 : TEAM Buat dan bangun tim yang kuat untuk menjalankan system

Ada 6 jurus membangun The Winning Team :

1. Strong Leadership
2. Common Goal
3. Rules Of The Game
4. Action Plan
5. Support Risk Taking
6. 100% Inclusion & Involved
Bangun The Winning TEAM ,mulai perlahan mendelegasikan bisnis anda ke tim keterlibatan mulai berkurang

Anda mulai harus memahami :

THE CYCLE OF BUSINESS : OWNER – team- CUSTOMER – BUSINESS – Kembali Ke owner

Cara mencari Team yg baik ..dari awal rekrutmen sudah harus sangat ketat..

dg : Passion, Integritas, Skill , Amati modalities Comunication- Uji behavior style : kolerik, sanguin dll
Level 5 : SYNERGY :

Level 5 setelah sistem sudah di jalankan oleh Tim yang berkualitas..anda mulai memikirkan bagaimana menduplikasi bisnis anda..dengan cara membuka cabang ..

Duplicate Ur BUSINESS DRIVEN BY YOUR SYSTEM & TEAM

“ Business Run Without me “
Sudah memiliki General MAnager
Bicara Synergy Is About Growth
Buka Cabang dg sistem dan Team yg terbentuk
Level 6 :RESULT is FREEDOOMM..

Level ini adalah level yang sangat di impi-impikan oleh para pengusaha..Karena hasil perjuangan anda dalam membangun 5 level di atas dari membuat laporan keuangan, membuat sistem, membentuk Tim yang dahsyat dan bisa mendulikasikannya..akhirnya bisa terbayar di level 6 ini..

Bayangkan bahwa anda tidur dirumahpun ketika sedang nonton tv atau berlibur ke Bali..uang anda terus masuk dan masuk..karena bisnis sudah jalan sendiri ..
Tugas sederhana anda adalah tinggal memberikan GOAL yang harus dicapai tim , dan ketika GOAL tercapai berikan reward . Kok sudah freedom masih harus membuat GOAL ??Karena ketika anda Freedom, biasanya anda tetap tidak akan bisa diam, karena terbiasa kerja keras seblumnya toh..hehe..Hanya ketika di level ini anda bisa memilih mau bekerja atau tidak suka-suka anda .. Karena GOAL itu juga bisa dari GM anda yang mengajukan ke anda..mereka menantang diri mereka sendiri..

Free To invest ur time & MONEY
Bisnis anda jalan , anda jalan-jalan
Inilah 6 step membangun bisnis yang luar biasa… Perjuangan untuk mencapai 6 step ini juga tidak mudah tapi secara perlahan-lahan semua bisa dilalui ..
Waktu perjuangan saya jaman dulu jangankan ngerti apa itu neraca, apa itu cashflow..wong laporan keuangan saja tidak punya hehe..jadi problem saya dulu di level mastery saja sudah cukup parah ..
Tapi perlahan-lahan semua bisa teratasi..dan memang hasilnya luar biasa .. ketika system jalan ini akan nikmat sekali.. tugas anda berikutnya adalah memelihara tim..dengan membuat Goal dan berikan bonus ketika goal itu tercapai ..
Bersyukur saat ini saya memiliki Tim-tim yang luar biasa ..
Nah jika melihat 6 level diatas di level manakah anda berada ???
Saya pun masih berjuang..akan tetapi hasilnya benar-benar terasa..setidaknya jika bisnis saya tingal selama 6 bulan masih bisa jalan sendiri..sekarang saya sedang berjuang bagaimana bisnis itu bisa ditinggal misalnya 5 tahun..tapi bisnis saya tetap berkembang dan menghasilkan profit terus dan terus dan terus.doakan ya hehe..
Jika kawan-kawan ingin meng-express kan omzet.. saya merekomendasikan ikut seminar-seminar action coach atau bahkan memakai salah satu coach di action coach..untuk anak muda ada coach yang ok punya namanya coach Yohanes Pauly ..
Demikian sekilas info
Semoga bermanfaat
Dan sukses selalu buat kawan-kawan


Kamis, 14 Juli 2011

Rahasia Mengelola SDM dengan OrangeHRM

Pengelolaan data karyawan merupakan salah satu hal yang penting dalam era teknologi informasi saat ini. Dengan berkembangnya aplikasi opensource berbasis web, maka manajemen pengolahan informasi telah bergeser menuju aplikasi yang murah, mudah dan user friendly.

OrangeHRM merupakan sebuah solusi opensource yang penulis temukan, dimana solusi ini sangat relavan dengan pekerjaan penulis sebagai HR Manager di sebuah perusahaan. Untuk berbagi informasi dan pengalaman ini, maka penulis menulis buku ini bagi para pembaca, khususnya para praktisi HR Manager yang sedang mencari solusi aplikasi untuk mengelola Human Resource di Perusahaannya.

OrangeHRM® adalah generasi terbaru sistem pengelolaan SDM (Sumber Daya Manusia) berbasis web. OrangeHRM® akan membantu anda dalam mengelola aset terpenting perusahaan, yaitu: Sumber Daya Manusia. OrangeHRM® sangatlah praktis digunakan dalam bisnis sebagai sebuah platform yang sempurna untuk melakukan re-engineering proses pengelolaan SDM dan mendefinisikan ulang alur kerja operasional para profesional SDM sebagai landasan baru pengelolaan SDM yang maju.

OrangeHRM® dibuat berdasarkan arsitektur modular yang terdiri dari modul-modul berikut:

· Modul Admin
Modul Admin adalah salah satu bagian dari sistem dimana seorang HR Manajer atau personil yang ditunjuk menjalankan semua tugas administrasi sistem. Ini meliputi pendefinisian stuktur perusahaan (company structure), golongan gaji (pay grade), proyek (projects) yang dijalankan dan informasi lain yang melayani sebagai tulang punggung dari seluruh sistem. Isu keamanan sistem diatur juga melalui modul ini dalam bentuk penetapan otorisasi pengguna (user).

· Modul PIM
Modul inti ini mengelola semua informasi terkait karyawan yang relevan termasuk di dalamnya berbagai jenis informasi pribadi (personal information), rincian kualifikasi (detailed qualification) dan pengalaman kerja (work experience), informasi yang terkait dengan pekerjaan dan lain sebagainya. Foto karyawan juga dapat dimasukkan ke sistem dengan baik. Informasi yang ditampung dalam modul ini dimanfaatkan oleh modul-modul lainnya, sehinga mengurangi data yang mubazir dan saling tumpang tindih.

· Modul ESS (Employee Self Service)
ESS adalah alat bantu yang ampuh untuk memberikan kemudahan bagi karyawan perusahaan guna melihat informasi yang relevan, seperti informasi pribadi, memperbarui data pribadi via web, mendaftar cuti (applying for leave) dan mengedit jadwal kerja pribadi tanpa merepotkan staf HR.
Fungsionalitas modul ini terentang di seluruh sistem, menjadikan informasi tersedia setiap saat dimana pun. Tentu saja semua informasi ini tergantung pada kebijakan keamanan informasi perusahaan, dimana setiap orang hanya dapat melihat informasi sejauh batas hak dan otoritas yang ia miliki. Solusi fungsionalitas ini sangatlah menghemat waktu dan biaya.

· Modul Cuti (Leave Module)
Sebuah modul pengelolaan cuti (leave) yang komprehensif dengan kemungkinan yang luas untuk mendefinisikan berbagai jenis cuti (leave types), libur perusahaan (company holidays) dan lain-lain. Modul ini menyediakan semua proses pengajuan cuti dan proses persetujuannya. Selain itu, modul ini dapat menampilkan informasi tentang hak cuti, sisa cuti, riwayat cuti dan lain sebagainya. Konsep berbasis web dan pelayanan mandiri (self-service) ini menyederhanakan berbagai prosedur cuti yang saling berhubungan, mengurangi pekerjaan administratif, menghemat kertas dan biaya.

· Modul Waktu Kerja (Time Module)
Modul ini mengotomatisasi proses yang terkait dengan penelusuran waktu (kerja). Modul ini membantu mencapai efisiensi dalam mengelola data tenaga kerja dan meningkatkan pengelolaan angkatan kerja. Modul waktu kerja memberikan kemudahan bagi karyawan untuk mendefinisikan dan mengisi jadwal kerja mereka sendiri yang dapat diterima/ditolak dan dimodifikasi oleh atasan mereka. Modul ini memiliki fungsionalitas untuk menelusur kehadiran karyawan, dimana karyawan dapat memasukkan waktu hadir kerja (punch in) dan waktu pulang kerja (punch out). Melalui modul waktu kerja ini karyawan dapat jam kegiatan (time events) yang terkait dengan proyek tertentu, dimana mereka bekerja dan administrator proyek dapat mengelola proyek dengan mudah melalui fungsionalitas yang ditawarkan melalui item laporan proyek.

· Modul Laporan (Report Module)
Fitur ini menghasilkan beragam report yang dapat dirias sesuai dengan kebutuhan anda. Setiap nomor laporan dapat didefinisikan dengan memilih dari rentang sebuah kriteria pencarian dan field laporan. Definisi laporan dapat disimpan untuk menghindari pengerjaan yang berulang. Sekali sebuah laporan telah didefisinikan dan disimpan, tampilan laporan dapat dibuat dengan memasukkan kriteria data yang diminta.

· Modul Pelacak BUG (Bug Tracking Module)
Pada setiap kesalahan atau ketidaksempurnaan sistem (bug) terjadi kala menggunakan sistem ini, bug tersebut dapat segera dilaporkan secara online dengan menggunakan modul Bug Tracker sehingga developer memperoleh masukan untuk memperbaikinya.

· Modul Rekrutmen (Recruitment Module)
Modul ini memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk memasang iklan lowongan kerja secara on-line di web dengan menggunakan fitur yang ada dalam sistem ini. Pemasang iklan dapat melakukan posting iklan dengan mudah, melacak progres pemrosesan pelamar hingga proses wawancara sampai proses penerimaannya. Sementara itu, pencari kerja dapat melakukan posting lamaran kerja mereka dalam format standar dan sederhana. Pemberitahuan kepada pencari kerja dapat diinformasikan dengan mudah melalui email.

OrangeHRM adalah aplikasi open source berbasis web. Oleh sebab itu untuk menjalankan orangeHRM dibutuhkan paket

* Apache HTTP Server 1.3 atau terbaru
* MySQL 5.0 atau terbaru
* PHP 5.1.0 atau terbaru

Kunjungi blog saya

http://tituspermadi.wordpress.com

dan mulailah menggunakan OrangeHRM untuk mengelola administrasi Sumber Daya Manusia
di perusahaan yang Anda pimpin.

OrangeHRM dapat dijalankan pada sistem operasi Windows maupun Linux. Anda dapat mengunduh file tersebut di:

http://www.orangehrm.com/download.php

Tutorial OrangeHRM edisi bahasa Indonesi dapat Anda unduh di:

a. Bab 1-3 http://www.ziddu.com/download/2724573/Rahasi aSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab1-3.pdf.html

b. Bab 4 http://www.ziddu.com/downloadlink/2724687/Ra hasiaSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab4.pdf

c. Bab 5-7 http://www.ziddu.com/download/2724585/Rahasi aSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab5-7.pdf.html

d. Bab 8-11 http://www.ziddu.com/download/2724646/Rahasi aSuksesMengelolaSDMdenganOrangeHRMbab8-11.pdf.html

Empat Object Penting SOP

Empat Object Penting SOP

0


Oleh: Eko Supriyatno, MTB
Master Terapi Bisnis

Pada pekan lalu saya sudah membahas definisi yang menyebutkan bahwa SOP (Standard Operating Procedures) menerangkan suatu tahapan atau proses kerja, siapa yang bertanggung jawab, dokumen apa yang digunakan dalam proses tersebut dan ukuran keberhasilan apa yang digunakan dalam tahapan atau proses tersebut.
Kini saya akan memaparkan definisi kedua tentang SOP yang dikutip dari International Conference on Harmonisation (ICH) menyatakan bahwa SOP adalah “Detailed, written instruction to achieve uniformity of the performance of a specific function”. Jika kita bedah dari batasan tersebut, maka terdapat beberapa objek penting yakni instruksi kerja (written instruction), keseragaman (uniformity), kinerja (performance) dan fungsi kerja (specific function).

Unsur-unsur definisi kedua, yaitu pertama, work instruction (WI) secara garis besar adalah uraian pekerjaan (job description) seseorang. Namun jika ingin diperjelas lagi, maka WI menguraikan bagaimana satu langkah dalam suatu prosedur dilakukan. Misal, langkah-langkah pengemasan produk, langkah-langkah perbaikan mesin, langkah-langkah rekrutmen dan lain-lain. Oleh karena itu dalam SOP WI dapat dikategorikan sebagai petunjuk operasional. WI penekanannya adalah pada kata ‘bagaimana melakukannya’ (how to do).

Dalam WI atau instruksi kerja tolok ukur diperlukan, sebab bila ketiadaan Instruksi Kerja dapat berakibat merugikan mutu semua orang yang terlibat dalam sebuah SOP akan melakukan dengan cara yang sama. Ini berakibat pada kesamaan tindakan untuk melakukan proses pekerjaan. Kalau kita cermati mengapa banyak organisasi seringkali kesulitan ketika seseorang yang berkompeten pada pekerjaan tertentu keluar atau pindah kerja. Jawabanya adalah karena knowledge management-nya tidak stay dalam perusahaan. Lalu kenapa tidak tinggal? Karena prosesnya tidak ada keseragaman (uniformity) alias mengandalkan pada person. Itulah elemen kedua: uniformity atau keseragaman.

Ketiga, Performance. Formula performance adalah kompetensi ditambah dengan sistem (P= K+S). Kompetensi dapat diurai menjadi dua bagain yaitu hard competency dan soft competency. Hard Competency terdiri dari Knowledge dan Skill. Soft Competency terdiri dari Self Concept, Value, Motive, dan Character.

Sementara itu System adalah satu kesatuan utuh dalam sauatu organisasi yang biasanya tercermin dalam struktur organisasi perusahaan. Untuk menunjang keberhasilan kedua elemen utama tersebut tidak dapat dipisahkan. Artinya keberhasilan kinerja pasti gabungan dari keduanya. Sehingga menafikan salah satunya akan membuat kinerja tidaklah optimal. Yang penting disini adalah pimpinan perusahaan atau organisasi harus mengetahui manakah yang paling besar kontribusinya pada kinerja. Apakah lebih dominan pada elemen kompetensi ataukan sistem. Untuk hal ini perusahaan harus mendiagnosa secara mendetil dengan menggunakan beberapa alat seperti kuesioner, wawancara dan observasi.
Keempat adalah specific function. Kata tersebut merujuk pada struktur organisasi, yang berarti bahwa SOP yang dibangun harus melihat struktur organisasi perusahan itu sendiri. Dengan kata lain SOP tidak dapat dibuat dengan cara copy paste dari perusahaan lain. Mengapa demikian? Karena masing-masing perusahaan punya struktur organisiasi yang berbeda

Cara penerapan Performance Management

Cara penerapan Performance Management

0


Oleh: Ir. Hembang Simanjuntak, M.Psi.T

Pekan lalu kita sudah membahas tentang rencana strategis suatu perusahaan akan dapat dipenuhi dengan memperkuat dan mengintegrasikan seluruh rencana strategis sumber daya yang diperlukan perusahaan termasuk antara lain pada aspek infrastruktur, proses, dan manusia. Dengan demikian menjadi tuntutan pula bagi Direktorat SDM selaku pengelola sumber daya manusia untuk mempersiapkan Rencana Strategis SDM (HR Strategic Plan) berdasarkan Strategic Business Plan perusahaan yang ada. HR Strategic Plan merupakan pedoman dalam pengembangan kompetensi dan peningkatan kinerja karyawan yang dituangkan dalam suatu formulasi strategi yang komprehensif.

Kini kita akan membahas tentang implementasi performance management. Penerapan ini mensyaratkan struktur organisasi yang jelas dan terstruktur dengan baik yakni berbasis strategy Analyze dan job analysis harus baik.

Implementasi performance management terbagi 3 proses, yaitu: Cara menginput fungsi dan aktivitas berdasarkan yang pada area’s responsibility dengan ketentuan tercantum. Pengisian area’s responsibility secara umum dibatasi maksimal 4 dengan tujuan semakin sedikit menunjukan kejelasan kondisi tanggung jawab. Kemudian dilakukan measuring kriteria dari aspek Cost, Time, Quality, Quantity dan Human reaction. Adanya kesetaraan antara aktivitas yang diisi dengan level Position sebagai structural atau fungsional. Diharapkan keluaran dari menginput fungsi dan aktivitas tersebut dapat disesuaikan dengan Goal setting dan KPI organisasi.

Kedua, monitoring dan evaluasi pelaksanaan fungsi dan aktivitas yang berdasarkan pada fungsi dan akitivitas telah dilakukan berdasarkan Kompetensi yang dimiliki (KSA, kompetensi yang dimiliki berdasarkan Hay-Point terdiri dari Know-How (Knowledge), responsibility dan Accountability. Dalam monitoring pelaksanaan terdapat format untuk mengevaluasi by system position berdasarkan kompetensi yang dimiliki seperti format compensable factor. Dari monitoring tersebut akan diperoleh Point Evaluation. Metode ini paling banyak digunakan karena dianggap cukup obyektif, praktis dan hasil penilaiannya adil. Diharapkan keluaran dari melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan atau sering disebut point evaluation setiap aktivitas dan fungsinya.

Ketiga, apabila proses kedua dijalankan dengan benar dan objektif, maka system point evaluation setiap jabatan diberi poin yang besarnya dihitung berdasarkan faktor yang bisa dikompensasikan dengan uang (compensable factor) yang dimiliki oleh jabatan tersebut berdasarkan criteria penilaian.

Dari langkah dan tahap di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penerapan performance management adalah menyiapkan pegawai menjadi pool of talent yang memiliki fungsi dengan menghire dan mendevelopt secara objective yang memiliki prinsip kesetaraan antara pemikiran dan tindakan.

Empat Elemen Utama SOP

0


Oleh: Eko Supriyatno, MTB

Master Terapi Bisnis
Standard Operating Procedure (SOP) rupanya sedang menjadi primadona bagi banyak organisasi. Tak peduli apakah organisasi itu Badan Umum Milik Swasta (BUMS), Badan Umum Milik Negara (BUMN), Lembaga Pemerintah atau kementrian, lembaga pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lainnya.

Faktanya, setelah tiga tahun saya memandu workshop SOP dan menangani banyak klien perusahaan ternyata masih banyak sekali organisasi yang belum benar-benar memahami apa itu SOP, dimana sebenarnya kedudukan SOP, apa relasi SOP dengan ISO, apa kaitannya proses bisnis dan struktur organisasi dengan SOP, bagaimana menurunkan SOP melalui proses bisnis, elemen SOP dan terakhir bagaimana menyusun SOP dengan benar.

Saya mempunyai beberapa klien dari berbagai organisasi seperti tersebut di atas. Sebut saja sebuah perusahaan swasta yang ada di Jawa Barat. Saya melihat ada alur proses (flowchart) terpampang di pabrik perusahaan tersebut. Judulnya jelas terlihat, yakni SOP. Padahal yang dimaksud SOP tidak sekadar flowchart. Ini jelas sebuah kekeliruan cara pandang. Flowchart hanya salah satu unsur dari SOP. Belum lagi masih ba banyak yang mengangap SOP adalah sesuatu yang remeh temeh.

Melalui artikel ini saya akan mengurai secara mendetil satu persatu secara gamblang. Tujuannya agar pembaca mudah memahaminya dan mudah untuk membuatnya.

Definisi yang pertama menyebutkan bahwa SOP menerangkan suatu tahapan atau proses kerja, siapa yang bertanggung jawab, dokumen apa yang digunakan dalam proses tersebut dan ukuran keberhasilan apa yang digunakan dalam tahapan atau proses tersebut. Jika kita dalami, maka berkaca dari batasan di atas terlihat ada empat elemen dalam SOP, yaitu Pertama, dalam SOP terkandung proses atau tahapan-tahapan kerja. Ini berarti bahwa secara sistematis SOP mengandung urutan dari awal pekerjaan dimulai hingga akhir.

Kedua, SOP mensyaratkan adanya siapa yang bertanggung jawab. Ini mengindikasikan bahwa tahapan pekerjaan ada yang bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Sehingga bila terjadi kesalahan baik menyangkut prosedur atau dokumen yang digunakan, maka pertanggungjawaban atas proses kerja dimaksud menjadi jelas. Jelas disini tidak bisa lagi saling menyalahkan satu sama lain.
Ketiga, tentang dokumen-dokumen yang digunakan. Soal dokumen ini cukup menarik perhatian saya, sebab masih banyak organisasi yang tidak memahami pentingnya dokumen sebagai salah satu unsur SOP. Misalnya perusahaan menggunakan dokumen surat masuk dan surat keluar. Ternyata dalam SOP tidak dicantumkan. Ada pula yang memasukkannya, namun dalam praktiknya bukan dokumen yang dimaksud. Antara satu departemen dengan departemen lainnya dalam satu perusahaan seringkali menggunakan dokumen yang berbeda untuk satu dokumen yang sama.

Keempat, Ukuran keberhasilan menyangkut bagaimana SOP dapat dikukur tingka performance-nya. Unsur keempat ini seringkali diabaikan oleh banyak organisasi. Sebab dianggap tidak ada hubungannya. Inilah mengapa SOP tidak terukur tingkat efektifitasnya.http://www.tempokomunitas.com/?p=118

Pengarsipan Membantu Kelancaran Bisnis


Oleh: Elyus Lanin
Konsultan Manajemen

Jika berbicara tentang arsip, kita membayangkan bertumpuk-tumpuk kertas dokumen yang sudah tidak diperlukan lagi. Memang, dokumen yang sudah tidak digunakan untuk operasional perusahaan seringkali dipindah ke sebuah fasilitas penyimpanan yang aman yang hanya bisa diakses oleh orang-orang tertentu saja. Sementara itu, dokumen-dokumen yang masih sering digunakan disimpan dalam “filing cabinet” di sebuah ruang kantor yang mudah diakses.

Namun, seiring perkembangan jaman, arsip kini tidak selalu berbentuk tumpukan dokumen-dokumen yang menggunung.Media komputer dapat menyimpan dokumen dalam jumlah yang sangat besar dan bisa dicari (search) dengan cara yang mudah. Dengan kemudahan ini, dokumen-dokumen lama pun masih bisa digunakan untuk operasional perusahaan. Misalnya: seorang manajer pemasaran bisa mempelajari tren penjualan sebuah produk dengan cara mencari informasi itu lewat komputer tanpa perlu memilah-milah tumpukan dokumen.

Sejarawan mungkin tertarik dengan data apa yang terjadi pada tanggal dan waktu tertentu. Sistem sederhana untuk membuat katalog dan index dokumen mungkin dulu dirasa sudah lebih dari cukup.

Namun, kini kita membutuhkan lebih daripada katalog dan index dokumen. Banyak orang yang membutuhkan juga isi dari dokumen yang ada dalam arsip dalam waktu yang singkat. Di sinilah kemampuan sebuah sistem untuk melakukan “search” amat dibutuhkan. Data tentang hal apa saja yang dicari juga menjadi nilai tambah yang sebaiknya ada dalam sebuah sistem pengarsipan elektronis.
Untuk memenuhi tuntutan ini, bagian Teknologi Informasi harus membangun sistem pengarsipan dokumen dengan cara berinteraksi secara langsung dengan pengguna sistem itu. Masalah-masalah teknis harus bisa diberi jalan keluar oleh staf TI sehingga sistem pengarsipan itu bisa berjalan dengan sempurna.
Saat ini SCM (Supply Chain Management) dan CRM (Customer Relationship Management) memungkinkan dokumen-dokumen tertentu bisa diakses oleh para pengguna yang berada di luar perusahaan. Dalam konteks seperti ini, sejak awal harus ditentukan siapa saja orang yang bisa mengakses dokumen tertentu dan dokumen apa saja yang bisa diakses dari luar perusahaan. Kata sandi (password) menjadi hal yang sangat penting yang harus bisa dikelola oleh sistem ini.
Teknologi berjalan sangat cepat. Sistem pengarsipan dokumen ini bisa dibangun dalam bentuk modul-modul yang kecil sehingga di masa yang akan datang bisa dimodifikasi dengan mudah. Kemudahan upgrade ke sistem yang lebih baru merupakan suatu keharusan sehingga sistem selalu terjaga kecanggihannya dan aman dari gangguan yang mungkin terjadi.

Sistem pengarsipan dokumen dengan demikitan merupakan aplikasi yang terpisah dari sistem pemrosesan transaksi. Sistem pengarsipan dibuat untuk memudahkan pencarian, pemilahan dan analisis yang bisa digunakan untuk memajukan bisnis.
http://www.tempokomunitas.com/?p=87

Menciptakan Sistmen Pengarsipan yang Efisien



Oleh: Elyus Lanin
Konsultan Manajemen

Rasanya sudah menjadi sebuah kelaziman jika kita melihat sebuah kantor yang dipenuhi dengan kertas-kertas di atas meja karyawannya. Belum lagi dokumen-dokumen lainnya yang bertumpuk-tumpuk di sudut-sudut ruangan. Beberapa orang karyawan mengatakan bahwa kertas-kertas yang berantakan ini sudah sering dirapikan. Namun, beberapa saat kemudian ruangan kembali “amburadul” dengan kertas, buku, surat kabar dan segala macam dokumen.

Itulah contoh sebuah kantor yang membutuhkan sistem pengarsipan dokumen. Dokumen tagihan, kuitansi, formulir, surat-surat, dan semua macam dokumen harus diarsipkan supaya teratur.

Sama seperti data komputer, kita membutuhkan informasi yang diarsip dengan efisien supaya mudah dicari dan ditemukan kembali. Tentu kita tidak menginginkan dokumen penting dan vital ternyata hilang di tengah rimba arsip dan membuat kepala pening mencarinya.

Penyimpanan arsip yang efisien dan tepat akan membuat proses kerja lebih lancer. Mencari dokumen, mendapatkan surat penting, menemukan kuitansi vital akan sangat mudah jika semua dokumen itu telah diarsipkan. Pengarsipan bias dilakukan berdasarkan penting tidaknya dokumen, mengkategorikannya dalam sistem arsip yang akan membantu mengorganisasikan kantor atau bahkan rumah Anda.

Ingatlah bahwa pengarsipan merupakan bagian penting dari semua bisnis. Namun, kadang kita kesulitan mendedikasikan waktu khusus untuk mengorganisasikan arsip-arsip itu. Jika memang demikian keadaannya, Anda bisa mencari bantuan dari tenaga professional yang menawarkan solusi penyimpanan arsip. Mereka bisa diminta untuk memilah arsip-arsip yang ada di kantor Anda. Kadang Anda tidak menyadari bertapa pentingnya jasa yang mereka tawarkan untuk kelancaran bisnis Anda. Namun, ketika Anda melihat bahwa jasa ini bisa membantu Anda mengelola dokumen demi kelancaran bisnis, Anda akan bisa menikmati hidup yang lebih nyaman tanpa dipusingkan dengan masalah dokumen-dokumen.

Hal seperti ini bisa pula diterapkan di rumah. Kadang kita tidak begitu peduli dengan foto-foto masa lalu, majalah dan surat kabar yang berceceran, kartu ucapan dari rekan bisnis, surat dari keluarga, tagihan listrik/air minum/telepon/kartu kredit/tv kabel dan lain-lain. Seringkali kita langsung memasukkannya ke dalam tong sampah tatkala merasa semua itu tidak diperlukan saat itu. Namun, ketika suatu saat terjadi masalah, misalnya terjadinya pendebetan ganda terhadap rekening bank, saat itulah kita kalang kabut mencari dokumen yang mungkin sudah hilang.

Kini saatnya kita peduli dengan sistem pengarsipan di kantor dan juga di rumah. Pengarsipan di rumah, misalnya, akan membantu menyimpan kenangan keluarga di masa lalu; mengamankan dokumen-dokumen keluarga yang penting seperti ijazah, sertifikat tanah, sertifikat perkawinan, buku tabungan, dan lain-lain. Jika sudah diarsipkan dengan baik, maka tidak akan ada lagi kebingungan mencari dokumen penting di saat genting. Cukup lihat catatan pengarsipan dan temukan dokumennya dengan segera. Ini benar-benar akan memudahkan hidup Anda.

Di luar sana ada begitu banyak jasa sistem pengarsipan yang profesional. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, cobalah meminta masing-masing vendor untuk melakukan presentasi dan telitilah keuntungan yang bisa Anda dapatkan. Bandingkan dengan vendor-vendor yang lainnya. Jangan semata-mata masalah biaya yang menjadi pertimbangan utama.

Jalankanlah bisnis dengan sistem pengarsipan yang efisien dan terorganisir. Semoga bisnis Anda berkembang dengan lebih sempurna karena sistem pengarsipan yang teratur. (*)

http://www.tempokomunitas.com/?p=93

Apa Jadinya Perusahaan Tanpa SOP?

Ternyata sekarang masih banyak perusahaan yang beroperasi tanpa didukung dengan sebuah SOP (Standard Operating Procedure). Mereka lebih banyak beroperasi berdasarkan kebiasaan apa yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun.

“Kebiasaan yang sudah lama dilakukan ini pada akhirnya menjadi sebuah kebiasaan atau budaya perusahaan tersebut,” kata Eko Supriyatno pada training “Metode dan Teknik Penyusunan SOP” di Swiss-Belhotel Mangga Besar pada 22-23 Desember 2010. Sebanyak 60 orang peserta mengikuti pelatihan ini.
Tidak hanya terbatas dengan perusahaan dengan skala kecil, perusahaan skala menengah dan besar pun masih ada yang belum memiliki SOP yang baku. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang belum mempunyai SOP ini sangat tergantung kepada “key persons” yang ada di tiap bagian perusahaan. Mereka adalah orang-orang senior yang sudah mengetahui seluk beluk operasional perusahaan itu.
Apa yang terjadi jika “key persons” itu sudah tidak bisa bekerja lagi?
Di sinilah arti penting SOP menjadi nyata. Secara umum fungsi SOP bukan hanya sebagai alat kontrol operasional perusahaan, namun juga sebagai alat untuk menjaga konsistensi dari kualitas output perusahaan. SOP harus mampu menjadi alur bagi jalanyna perusahaan (how to do) dan bukan sebagai pengalang atau penghambat system manajemen perusahaan. Oleh karena itu design SOP perusahan tidak bisa sembarangan karena harus dilihat tingkat fleksibilitas dan kontrol perusahaan.
Pembuatan SOP perusahan di bidang usaha manfaktur berbeda dengan SOP perusahaan jasa. Bahkan SOP di perusahaan dengan industri yang sama bisa saja memiliki SOP yang berbeda. Hal ini bisa dipengaruhi karena budaya kerja, sistem kerja, jumlah karyawan dan banyak faktor lainnnya.

Apa saja keuntungan adanya SOP untuk sebuah perusahaan? Dengan adanya SOP makan perusahaan memiliki standard operasional yang baku. Standar operasional yang baku ini akan mempelancar aktivitas karyawan semua bagian karena setiap karyawan menjalankan fungsinya masing-masing dan mengetahui dengan jelas apa yang menjadi tanggungjawabnya.

Adanya dokumen SOP juga akan memudahkan setiap karyawan untuk bekerja berdasarkan standard yang baku, bukan berdasarkan aturan yang dibuat oleh “key persons” semata. Artinya, SOP menjadi landasan bagi siapapun dalam bekerja tanpa dipengaruhi oleh siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan.
SOP juga akan memudahkan dalam mengontrol sistem yang berjalan dalam perusahaan. Dengan demikian SOP bisa mencegah terjadinya kebocoran di perusahaan. SOP juga bisa untuk menganalislis titik lemah perusahaan sehingga bisa dengan cepat dikoreksi.
Salain itu, SOP menjamin berjalannya sistem administrasi perusahaan yang lebih rapih. Semua dokumen yang berhubungan dengan operasional perusahaan bisa diarsip berdasarkan urutan waktu sesuai dengan SOP yang telah disetujui bersama.
Apakah perusahaan Anda belum mempunyai SOP?


http://www.tempokomunitas.com/?p=27

5 CHECKLIST SEBELUM ANDA MENJUAL


“Tahukah Anda apa yang Anda jual?”

Tentu Anda akan berpikir, pertanyaan yang konyol sekali! “Tentu saja saya tahu apa yang saya jual!” Memang benar kita smeua pasti tahu apa yang kita jual, namun benarkah kita memahami karakteristik produk kita?

Tanpa mengetahui karakteristik barang yang kita jual, kita akan kesulitan untuk menentukan strategi untuk menjualnya. Itu sebabnya dalam artikel ini, saya akan memberikan 5 checklist awal (sebenarnya ada 11 checklist, namun sisanya saya akan bahas di lain waktu).

1. Apakah barangnya berupa produk fisik atau jasa?
Menjual produk tentu berbeda dengan menjual jasa. Mengapa? Karena produk tentu memiliki masa expired, menuntut ruang untuk penyimpanan, harus memperhatikan perawatannya. Sementara jasa adalah benda kasat mata. Namun tentu saja karena tak terlihat, jasa juga sulit diamati kualitasnya sampai seseorang benar-benar merasakannya sendiri, sementara produk kadangkala bisa dilihat dari penampilan dan spesifikasinya. Nah, menjual benda berwujud dengan tidak berwujud tentu strateginya berbeda bukan?

2. Apakah ini barang sepanjang masa atau musiman?
Memilih strategi menjual untuk keduanya akan sangat berbeda. Menjual barang sepanjang masa tidak akan menuntut penjualan dengan kuantitas besar namun yang penting konsisten, sehingga relationship marketing dan mouth to mouth marketing menjadi lebih mudah dilakukan. Berbeda dengan barang musiman yang menuntut metode marketing cepat karena dibatasi waktu.

3. Barang Anda adalah tipe “Repeatable” atau “One Hit”?
Barang repeatable contohnya adalah makanan, sabun, gunting rambut, dan sebagainya. Sedangkan barang one hit adalah buku, seminar, elektronik, dan sebagainya. Nah, menjual barang repeatable jelas berbeda dengan barang one hit. Barang repeatable tidak memerlukan margin profit yang besar (namun kalau bisa besar ya syukurlah…). Yang penting untuk barang repeatable adalah bagaimana caranya agar seseorang menjadi “pelanggan setia” produk Anda. Sedangkan barang one hit biasanya mengambil marjin profit besar namun dibutuhkan stratgei marketing yang lebih tok cer karena setiap orang hanya punya sedikit sekali kesempatan untuk membeli kepada Anda.

4. Apakah produk Anda banyak tandingannya atau tidak?
Masing-masing punya keutungan masing-masing. Jika Anda menjual barang yang banyak tandingannya, misalnya sabun. Itu artinya benda itu dicari oleh banyak orang dan marketnya terbuka lebar. Hanya saja, ya itu tadi, Anda harus melawan sangat banyak kompetitor. Jika Anda menjual barang yang unik dan langka, maka walaupun Anda tidak memiliki kompetitor, tapi peminatnya mungkin juga sedikit. Ini bisa menjadi peluang bisa juga menjadi ancaman, tergantung bagaimana strategi Anda.

5. Apakah yang paling dibanggakan dari produk Anda?
Setiap produk yang berhasil memiliki kelebihan yang sulit ditandingi kompetitor mereka. Semakin banyak kelebihannya, semakin mudah menjualnya. Nah, apakah kelebihan produk Anda? Harganya? Kualitasnya? Servisnya? Penampilannya? Jika sampai saat ini Anda belum menemukan kelebihan produk Anda, maka akan sangat sulit untuk Anda menentukan strategi menjualnya.

Semoga saja dengan adanya artikel ringan ini Anda akan lebih mudah menentukan strategi marketing dan penjualannya.

Salam,
Josua Iwan Wahyudi
Master EQ Trainer Indonesia

Tugas Manajer Penjualan


Tugas manajer penjualan adalah sebagai berikut :
  1. Manajer penjualan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan marketing plan
  2. Manajer penjualan bertanggung jawab terhadap hasil penjualan produk
  3. Manajer penjualan bertanggung jawab terhadap sales management
  4. Manajer penjualan membina dan membimbing sales team
  5. Manajer penjualan membina dan memelihara hubungan baik dengan distributor dan sales outlets
  6. Manajer penjualan membuat sales plan dan sales report
http://eko-trisna.blogspot.com/2010/01/tugas-manajer-pemasaran.html

Rabu, 13 Juli 2011

Resep Manjur Memasarkan Tulisan

13101461171908369071

Jika diibaratkan proses produksi, menulis adalah pekerjaan mengolah masukan atau input menjadi keluaran atau output. Proses produksi yang dikerjakan sangat bergantung pada sumber dayanya. Dalam konteks menulis, sumber daya itu ialah hasil pembacaan, nalar, dan analisis terhadap sesuatu hal.

Jika semua berjalan dengan baik, mutu produk yang dihasilkan juga ciamik. Andai saban waktu proses produksi di-input dengan bahan baku dan sumber daya berkualitas, hakulyakin mutunya juga bagus.

Jika pembacaan, analisis, dan aktualitas dalam menulis juga baik, hasilnya juga bakal mantap. Artinya, input itu insya Allah berbanding lurus dengan hasil. Dalam menulis, ini juga berlaku.

Nah, dalam konteks modern, kini sebuah korporasi tak cuma memproduksi. Ia mesti menjual produk itu dengan lini penjualan yang atraktif. Tujuannya ialah menjual sebanyak mungkin dan mendapatkan laba yang paling besar.

Untuk mewujudkan itu, pemasaran menjadi penting. Soal harga, mutu produk, promosi, dan distribusi yang tepercaya harus diperhatikan.

Produk tulisan kita pun demikian. Sasarannya mesti jelas supaya tujuan tulisan itu dibaca khalayak. Promosi juga hendaknya dilakukan semaksimal mungkin agar orang tertarik membacanya. Berdasar pengalaman pribadi dan penulis lain, ada resep memasarkan tulisan yang bisa dipraktikkan. Niat kita ialah tulisan itu dipublikasikan media, mendapat komentar, punya pengaruh di pengambil kebijakan, dan mendapatkan honorarium atas tulisan itu. Berikut resep manjur memasarkan tulisan.

Pertama, siapkan sumber daya

Proses produksi tulisan ini tak bakal muncul dari alat-alat produksinya tidak ada. Buku sebagai referensi tidak ada, koran dan majalah juga tak berlangganan atau tak membaca di perpustakaan, termasuk fasilitas komputer, laptop, atau ponsel cerdas bersistem operasi.

Ini bukan berarti bermewah-mewah, tetapi itu semua modal. Tanpa bermodal, sulit buat kita membikin produk, terutama produk tulisan.

Karena ini berkaitan dengan kerja intelektual, basis modal juga berkenaan dengan itu. Aktivitas membaca kan perlu objek bacaan, bisa koran, majalah, tabloid, dan situs di internet. Tanpa itu, sulit. Akses informasi dalam ranah penulisan sungguh mahapenting. Lantaran itulah kapital penulis mesti ada karena itu memang modal dasar.

Kita tentu mau menghasilkan tulisan yang bagus dan memasarkannya dengan optimal. Untuk itu, proses produksinya dijaga supaya berkualitas.

Dalam hal internet, misalnya, zaman sekarang sudah menjadi kebutuhan utama. Kalau mau cepat mengirim artikel, kita sudah pasti membutuhkan internet. Sebab, hampir semua media mensyaratkan pengiriman secara online untuk artikel yang dikirim.

Tanpa modal produksi yang cukup, produk kita tak bakal terwujud, apalagi bermutu bagus. Terlebih untuk dipasarkan.

Maka itu, semua peralatan dan perlengkapan dalam produksi bukan sekadar pengeluaran. Itu semua adalah modal, investasi. Manfaatnya akan dirasakan setelah produksi berjalan. Yang namanya investasi itu akan diketahui maslahatnya di masa mendatang. Apalagi peralatan produksi konten intelektual itu bisa tahan lama. Satu set laptop plus modem bisa menghasilkan puluhan tulisan. Jadi, tak ada kata rugi menginvestasikan uang dalam bentuk barang produksi untuk menulis. Selain untuk menulis, komputer atau laptop juga bisa digunakan untuk membuat tampilan saat mengisi pelatihan menulis. Program Power Point dibikin untuk itu.

Kedua, pastikan produk berkualitas

Pemasaran yang baik akan sia-sia jika produk tulisan kita mutunya buruk. Temanya basi, kontennya cuma bisa mengulang artikel orang lain, idenya juga sama, tak ada solusi meski sedikit, bahasanya amburadul, dan teknik penulisan yang kacau. Maka, seberapa gigih kita memasarkan, produk itu bakal gagal diserap pasar atau menarik perhatian redaksi media massa.

Sebab itu, pastikan dulu produk tulisan kita berkualitas. Berkualitas itu tentu saja memenuhi unsur yang diminta media. Sudah tentu aktualitas, ide baru, solusi, bahasa yang lugas dan bernas, serta teknik penulisan yang memadai. Supaya produk itu terjaga mutunya, diuji coba saja dulu sebelum dikirim. Kirimkan naskah tulisan itu kepada beberapa teman, bisa dua atau tiga orang. Mintalah kepada mereka masukan atau kritik atas tulisan itu. Apa yang mereka berikan dijadikan input untuk menyunting naskah dengan baik. Ini bagus dilakukan supaya sejak awal kita tahu apakah kira-kira produk kita diserap pasar atau tidak.

Menguji tulisan kita kepada sejawat adalah langkah penting untuk mengetahui bagaimana respons pembaca. Kalau mereka menganggap tulisan kita enak dibaca, penuh dengan ide yang baru, dan aktualitasnya oke, itu bisa menjadi tolok ukur. Kalaupun kita kirim ke media, tidak bakal memalukan.

Cuma yang mesti dipahami, kita mesti membuka diri atas kritik yang disampaikan, bahkan terhadap yang paling keras sekalipun. Misalnya, sejawat kita mengatakan bahwa tulisan kita itu bahasanya mumet, pengaturan alineanya berantakan, tidak jelas konten yang mau disampaikan, dan sebagainya. Tak mengapa. Anggaplah itu proses menjaga kualitas produk dengan total quality management.

Setelah diuji coba, perbaiki sesuai dengan saran-saran yang masuk. Lalu, rehabilitasi produk tulisan hingga khusnul khatimah.

Ketiga, inventarisasi pasar/media

Buat penulis yang sangat produktif, pengetahuan terhadap jumlah media sangat penting. Ini dimaksudkan agar tulisan bisa didistribusikan secara merata ke semua media. Ibarat produk, kita mesti tahu menjual perkakas elektronik di supermarket mana, menjual cenderamata kreatif di gerai apa, dan menjual kaus berdesain unik di pasar seni bagian mana. Sama dengan tulisan, kita mesti tahu sasaran yang dituju.

Pengalaman di lapangan membuktikan hal itu. Saat tahun-tahun pertama mulai menulis dalam artian dikirim ke media, saya bisa disebut kemaruk. Dalam sehari minimal bisa satu artikel selesai. Satu bulan penuh! Bahkan, ketika semangat menulis tidak bisa dicegah, banyak tulisan yang berhasil dibikin dalam tempo sehari.

Di Lampung, cuma dua media cetak lokal yang menyediakan rubrik opini dan dibayar: Lampung Post dan Radar Lampung. Bedanya cuma honor. Lampung Post lebih besar daripada Radar. Satu artikel di Lampung Post dihargai Rp 150 ribu, sedangkan di Radar Rp 75 ribu. Kalau hari Minggu, malah cuma Lampung Post yang mempersilakan para penulis lepas menulis esai, resensi buku, cerpen, puisi, dan cerita anak. Jadi, sangat terbatas.

Selain tema politik dan ekonomi, saya pun suka menulis soal lingkungan. Sebab, dibanding ekonomi dan politik, tema lingkungan ini lebih konkret. Rusak lingkungan, rusak pula kehidupan manusia, kerusakan hutan dan daerah resapan air bisa langsung berdampak pada kekeringan saat kemarau tiba.

Nah, dengan produk tulisan yang melimpah seperti ini, sulit kalau mengandalkan dua media saja. Kalau dalam sehari kita mampu menulis dua artikel, dua media lokal itulah yang dipilih. Masalahnya ialah, andaipun dimuat, periodenya takkan terlalu sering. Tulisan saya di Lampung Post dalam sebulan paling banyak empat kali. Itu sudah tergolong luar biasa. Umumnya cuma dua kali. Di Radar pun demikian. Bagaimana jika dalam sepekan kita bisa menghasilkan tulisan sampai sepuluh artikel? Kita wajib membuka pasar baru!

Caranya ialah dengan menginventarisasi sebanyak mungkin media yang punya rubrik opini. Untuk mengatasi tulisan bertema lingkungan, saya kemudian menghubungi sejawat saat SMA yang bekerja di majalah Jurnal Tropika Indonesia. Alhamdulillah, meski tak acap, tulisan saya dimuat di media itu. Honornya pun lebih besar. Karena adik kandung saya juga mengelola buletin Siamang di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, saya pun sering melempar tulisan soal lingkungan, seperti pembalakan liar, menjaga ekosistem, dan sebagainya ke media itu. Syukurnya juga ada uang lelah menulisnya. Dengan kata lain, pasar untuk tulisan bertajuk lingkungan sudah saya bentuk. Tak khawatir lagi menulisnya karena pasarnya sudah ada.

Dalam hal fiksi pun demikian. Ada beberapa cerpen berlatar Perang Dunia II yang tak “diminati” media lokal. Setelah berkeliling toko buku, saya dulu menemukan majalah Insani. Formatnya mirip Intisari. Cerpennya ada dan temanya mirip dengan beberapa cerpen saya. Saya pun mengirim ke sana dan…. dimuat juga. Pasar baru kemudian terbuka.

Pun kini untuk memenuhi hasrat menulis saya soal feature dan tulisan motivasi, majalah Khalifah yang bernaung dalam grup Indomedia menjadi sasaran pemasaran selanjutnya.

Dengan menginventarisasi media massa, berarti kita membuka pasar baru untuk karya tulis yang kita buat.

Keempat, perluas akses/jaringan

Memperluas pasar tulisan perlu dibangun dengan kontinu. Ini akan meluaskan daya jelajah artikel yang kita buat. Semakin luas jaringan yang terbangun, peluang pemasaran tulisan kita juga semakin besar.

Maka itu, bangunlah jaringan dengan pengelola media massa, utamanya redaktur opini atau sastra. Cara paling gampang ialah ikuti setiap pelatihan jurnalistik yang diisi oleh pengelola media massa. Khususnya pemimpin redaksi atau redaktur opininya.

Bisa juga kalau ada diskusi yang diadakan media atau menghadirkan penggawa media, kita hadir, melontarkan gagasan, dan berkenalan. Berkenalan itu penting untuk mempromosikan diri. Yang penting kualitas tulisan kita layak tayang sehingga akses atau perkenalan itu cuma menstimulus saja.

Kelima, cepat melakukan penetrasi

Kecepatan dalam hal pemasaran itu penting. Pepatah mengatakan siapa cepat, dia dapat. Maka itu, dalam strategi pemasaran tulisan, jangan pernah menunda. Begitu ide datang, segeralah menulis dan memublikasikannya. Aktualitas yang diutamakan media massa membuat kita mesti bersicepat dengan waktu. Ada banyak kompetitor yang mengirim artikel dalam sehari. Kompetisi berlangsung dengan ketat. Untuk memenangkan persaingan, selain mutu produk tulisan kita bagus, wajib ditunjang dengan kecepatan dalam menemui pelanggan. Maka itu, jangan menunda-nunda sebuah tulisan untuk dituntaskan.

Semakin cepat kita mengirim tulisan ke media, pihak redaksi akan menganggap kita serius dalam berkarya. Sebab, mereka pun membutuhkan tulisan yang aktual dan cepat sampai ke mejanya.

Apa keuntungan cepat melakukan penetrasi? Tentu saja karena kita yang paling dahulu memenuhi kebutuhan pasar. Saat sebuah daerah membutuhkan makanan khas yang enak, yang muncul lebih dahulu memiliki kans untuk menjadi besar ketimbang pengikut. Facebook datang dengan keunggulan akses yang luas dan tiada pembatasan. Setiap pengguna jaringan bebas mengunggah foto, berkomentar, mencari teman, dan sebagainya. Situs ciptaan Mark Zuckerberg ini terdepan dalam media jaringan online. Mereka menjadi pemimpin pasar. Ditunjang dengan perbaikan dan penambahan terus-menerus kapasitas, Facebook masih eksis sampai sekarang.

Aqua juga hadir lebih dulu ketimbang pesaing mereka. Saat pertama muncul, tak ada yang berani memprediksi inovasi Tirto Utomo itu bakal laku. Ngapain jual air minum segala? Toh, ide brilian itu akhirnya berujung dengan kesuksesan. Sama dengan penulis, juga mesti berani mempenetrasi pasar lebih dini ketimbang yang lain.

Portal berita Detikcom juga demikian. Saat yang lain masih terlena dengan media dalam bentuk cetak, laman daring ini lebih dulu muncul. Kini, setiap koran selalu menempatkan berita dari Detikcom sebagai menu utama edisi cetak mereka, selain Antara dan kantor berita luar negeri lainnya.

Kabar terbaru, grup Para pimpinan Chairul Tanjung membeli Detikcom yang punya pendapatan atas iklan selama setahun sebesar lebih dari Rp 100 miliar. Luar biasa! Andai Detikcom tak memulainya duluan, barangkali nasibnya tak seperti sekarang. Jadi, yuk kita merangsek dengan lebih dulu memasuki gelanggang pasar tulisan!

Keenam, miliki keunggulan komparatif

Mungkin ada banyak kesamaan ciri tulisan antara penulis satu dan yang lain. Bisa jadi tulisan kita sama dengan yang lain. Dari konten yang diangkat barangkali sama, mungkin juga teknik penulisan. Nah, supaya kita punya pembeda dengan penulis lain, milikilah keunggulan komparatif atau comparative advantage.

Dalam konteks ekonomi internasional, misalnya, keunggulan komparatif itu antara lain upah buruh yang terjangkau, ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, kemudahan perizinan atau regulasi.

Dalam ranah penulisan, keunggulan komparatif itu mesti ada. Ia semacam pembeda antara tulisan kita dan penulis lain. Misalnya, dalam tulisan politik, kita mengayakan tema tulisan dengan data survei politik terbaru atau ulasan pakar politik yang mutakhir. Bisa juga dengan menambah dengan jajak pendapat sederhana yang kita lakukan sendiri.

Dalam tulisan ekonomi, misalnya, kita mampu menyajikan hal menarik dan unik yang tidak bisa dilakukan oleh penulis lain. Yang paling sederhana saat menjelaskan soal inflasi. Jika dimaknai sebagai kenaikan harga barang secara umum, mungkin masih absurd. Tapi, saat kita mencontohkan dengan menggunakan amsal harga permen saat ini dengan sepuluh tahun lalu, barangkali mudah dipahami. Bahkan, itu bisa dijadikan sebagai judul artikel: Inflasi dan Kenaikan Harga Permen.

Keunggulan komparatif tidak mesti banyak, satu hal kecil asal dia menarik, itu sudah unggul.

Ketujuh, berilah insentif

Pasar mesti diperlakukan dengan istimewa. Kadang korporasi memberikan insentif kepada pelanggannya. Misal produk makanan ringan memberikan paket beli satu dapat satu. Atau, produk minuman memberikan korting yang besar.

Dalam konteks produk tulisan, kita juga bisa memberikan insentif, khususnya kepada pembaca. Bentuknya apa ya? Bisa dengan mengadakan pelatihan buat komunitas pelajar atau mahasiswa secara gratis. Supaya ada hubungan erat dengan media, bisa juga meminta redaktur opini sebagai pembicara tamu.

Memberikan pelatihan secara gratis, selain menambah pengalaman, juga bisa menyenangkan orang lain. Mereka akan mendapat ilmu kepenulisan dan motivasi dari penulis yang karyanya acap mereka baca. Ini juga memperkuat posisi kita sekaligus bentuk pengakuan eksistensi diri dalam hal menulis.

Pihak redaksi media juga akan menilai bahwa kita memang punya kesungguhan dalam menulis dan punya kemauan untuk berbagi: sharing, connecting. Ini berimbas pada prioritas oleh media kepada kita ketimbang penulis lain. Yuk, kita serius memasarkan tulisan!


sumber

http://bahasa.kompasiana.com/2011/07/08/resep-manjur-memasarkan-tulisan/

Labels

About Me

Foto saya
kreatif atau mati 081931194193 buku tahunan, clothing garment, Advertising rendragarment@gmail.com

Followers