Jumat, 11 Desember 2009

MENGAPA KITA TIDAK BELAJAR DENGAN POHON KELAPA?

Bismillah. Kelapa, nyiur, atau coconut tree adalah suatu pohon yang memberi banyak nikmat kepada manusia. Di mana saja di tropika basah pohon ini banyak tumbuh dan menjadi diet utama dalam makanan penduduk yang mengusahakannya. Dengan satu pohon saja yang allah sudah kenalkan dan karuniakan kepada kita sejak kecil menjadikan kita bisa banyak memperoleh pelajaran.

Allah, di dalam al-qur’an, jika menyebutkan kata tumbuhan atau nama jenis tumbuhan tertentu, biasanya selalu terkait dengan pemberian pelajaran kepada manusia atau mengajak manusia untuk berfikir. Hal itu memberikan isyarat kepada manusia, bahwa tumbuhan diciptakan Allah bukan hanya sebagai pemenuhan keperluan fisik manusia, namun juga untuk memenuhi keperluan akal dan rohaninya. Dengan tumbuhan manusia bukan hanya memberi makan jasmaninya, tetapi juga memberi makan akal dan rohaninya.

Perhatikan firman Allah dalam surat al-Baqarah [2]: 226,

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.”

Perhatikan juga firman Allah dalam surat an-Nahl [16]: 67

وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Artinya: “Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.”

Posting kali ini ingin mengetengahkan keistimewaan pohon kelapa. Jika kita memperhatikan pohon kelapa dengan seksama, maka kita akan mendapatkan pelajaran berharga dari kehidupannya. Adapun yang istimewa dari pohon kelapa adalah;

Pertama, pohon kelapa sampai mati akan terus berbuah dan berbuah, supaya mendatangkan manfaat bagi manusia. Setelah matipun pohon kelapa masih banyak menghasilkan manfaat bagi manusia – batangnya sebagai jembatan, kayu api dan sebagainya.

Begitulah semestinya sikap hidup yang harus dimiliki setiap manusia, khususnya seorang mukmin. Selagi hidup dan sesudah mati semestinya selalu berguna dan mendatangkan manfaat bagi orang lain dan lingkungan. Begitulah yang dipesankan Allah dalam surat Ali ‘Imran [3]: 102

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan kamu sebagai muslim.”

Muslim secara harfiyah berarti menyelamatkan. Kata ini berasal dari kata aslama yang berupa mazid (sudah ditambah) satu huruf dari kata salima yang berarti aktif. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita sebelum mati jadilah orang yang mampu menyelamatkan orang lain. Jika yang mampu masuk surga hanya diri sendiri, maka itu berarti kita mati dalam keadaaan salim belum muslim. Sebab, muslim bukan hanya mampu memasukan dirinya ke dalam surga, namun juga membawa orang lain untuk memasuki surga bersamanya.

Kedua, pohon kelapa adalah jenis tumbuhan yang tidak banyak menuntut dan menyusahkan pemiliknya. Pohon kelapa ketika tumbuh tidak meminta dipupuk, racun hama dan perawatan laiannya. Ia cukup diletakan di dalam sebuah lobang, lalu dibiarkan tanpa pupuk dan racun hama, ia akan tetap tumbuh dan berbuah. Bandingkan, jika kita menanam tanaman lain, seperti kacang panjang, cabe, tomat, bawang dan sebagainya yang sangat memberatkan sang pemilik, karena mesti dipupuk, diberi racun hama, kemudian perhatian yang maksimal. Selanjutnya, pohon kelapa tidak pernah menyusahkan pemiliknya. Sampahnya besar-besar ukurannya dan bisa dijadikan kayu api atau untuk obor penerangan di malam hari.

Begitulah hendaknya pola hidup seorang muslim. Janganlah hendaknya terlalu banyak menuntut, mengharap apalagi menyusahkan orang lain. Sebab, jika seseorang banyak menunut dan meminta, maka orang lain akan menyimpan banyak harapan kepadanya. Jika dia kemudian hari memberi, orang lain tidak terlalu hormat dan bangga, karena memang sudah semestinya dia memberi karena telah banyak menuntut selama ini. Akan tetapi, jika dia kemudian hari tidak bisa memberi dan memenuhi harapan tempat ia meminta, biasanya orang lain akan kecewa kepadanya.

Sebaliknya, jika seseorang tidak banyak menuntut dan menyusahkan, namun kemudian banyak memberi, maka orang akan menaruh rasa segan,bangga, hormat dan simpati kepadanya. Lihatlah pohon kelapa, yang sekiranya dia mati dan tidak menghasilkan buah, sang pemilik biasanya tidak teralu kecewa dan berkecil hati. Berbeda halnya, jika tanaman cabe atau tomat yang telah memakan biaya besar, namun tidak menghasilkan buah, maka pemilik kebun akan kecewa dan menggerutu kepadanya.

Ketiga, pohon kelapa adalah tanaman yang multi guna. Semua yang ada padanya adalah berguna dan bisa dimanfaatkan. Mulai dari akar, batang, daun, buah, nira, sabut, batok.

Begitulah semestinya kehidupan seorang muslim. Hendaklah apapun yang keluar dari dirinya, baik perkataan, sikap, prilaku mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang lain.

Keempat, pohon kelapa tidak memilih tempat untuk hidup karena ia bisa hidup di mana saja. Pohon kelapa akan tumbuh dan berbuah jika ditanam di tepi pantai. Namun, juga bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam di daerah pegunungan (ada batas ketinggian maksimum lho). Pohon kelapa bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam di tanah yang basah dan berair, namun juga bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam ditanah yang kering dan gersang sekalipun.

Begitulah hendaknya sikap hidup yang mesti dimiliki setiap muslim. Kondisi dan keadaan tidak boleh mendikte kehidupan mereka. Seorang muslim akan bisa baik dan berbuat kebaikan jika tinggal di tempat dan lingkungan yang baik, namun juga bisa baik dan berbuat baik sekalipun tinggal di tempat yang buruk dan lingkungan yang buruk. Seringklai manusia “mengkambinghitamkan” situasi dan kondisi” di sekitar mereka jika tidak mampu berbuat baik atau mempersembahkan yang terbiak. Hal itu semestinya tidak perlu terjadi.

Seorang pelajar/mahasiswa dalam menempuh pendidikan misalnya dalam mangukir prestasi hendaknya juga seperti pohon kelapa. Seorang murid mesti bisa mengukir prestasi jika sekolah di sekolah hebat, di kota besar, namun di saat yang sama juga bisa menorehkan prestasi gemilang jika belajar di sekolah yang biasa, atau bahkan di daerah yang terisolir dan terpelosok sekalipun. Tempat bukanlah menjadi soal untuk mempersembahkan yang terbaik. Demikian juga halnya para pegawai, pelayan masyarakat dalam arti luas serta siapa saja dan dengan profesi apa saja.

Kelima, bagian tua dari pohon kelapa berada di bawah. Batang yang paling tua di bawah, pelepah dan daun tua juga paling bawah dibanding pelepah dan daun yang lebih muda. Demikian juga semestinya muslim yang tua tak usah lagi di atas - apalagi harus maksa untuk jadi orang atas (baca: beli, sogok, money politic segala). Mana kaki sudah ngilu-ngilu, ambien, rambut udah putih semua atau pada gundul. Kalau ikut kelapa akan jauh lebih baik. Beri kesempatan daun muda, pelepah muda, gitu lho.

Keenam, kelapa sangat arif dengan takdir. Kalau putik (mumbang, bahasa Lahat) harus jatuh dia ok ok saja. Apalagi buah yang sudah tua. Demikian juga dengan muslim semuanya harus siap untuk mati, mudah dan tua sama saja. Kalau sudah diputuskan oleh Sang Pemilik untuk jatuh maka siapa yang bisa menghalangi? Maka keluar pepatah: mumbang jatuh, kelapa jatuh.

Ketujuh, kelapa jujur dan tahu diri. Kalau ada bangunan yang menghalanginya tumbuh dia akan tumbuh miring, tidak memaksakan kehendak untuk tetap tegak lurus. Mengalah untuk menang. Selain itu kalau daunnya sudah tua, dia tidak mintak untuk diganti warna. Demikian juga seorang muslim yang sudah tua seharusnya ikut prilaku kelapa. Daun yang seumpa rambut pada manusia kalau sudah ganti warna mengapa harus repot-repot untuk dicat segala, kan susah membedakannya dengan orang muda. Alangkah indahnya jika ikut pohon kelapa - ikhlas. kelapa akan tumbuh menggambarkan keadaan habitatnya - kurus kalau tanahnya gersang, besar dan rimbun kalau tanahnya subur dan sesuai untuk kelapa. Dia tidak akan sogok menyogok untuk merubah kondisi dan keadaannya. Harusnya seorang muslim bersikap bijak seperti pohon kelapa.

Kedelapan, pohon kelapa tidak mengapa dibakar - batangnya, tanah di sekitarnya dan diasap dengan asap yang banyak. Sepatutnya setiap pribadi muslim tahan dibakar, dizalimi, dicaci, difitnah dan dicelah…Begitulah yang dialami oleh nabi Ibrahim as, nabi yusuf as dan nabi Muhammad saw. Muslim sejati sama dengan kelapa. Kelapa semakin sering dibakar semakin baik pertumbuhannya, sehat dan berbuah yang lebat. Tanah dan sampah yang dibakar di bawah kelapa akan dianggap kelapa sebagai pupuk yang menyuburkan tanaman tersebut. Jangan seperti sebagian manusia kalau dibakar dia tidak tahan dan membalas, lalu ikut membalas mereka yang membakar itu. Bahkan balasannya jauh lebih dahsyat lagi.

Demikian posting kali ini, mari kita camkan, hayati dan amalkan yang baik dari catatan kita kali ini. Semoga anda dan saya tidak kecewa dan atau sebaliknya dengan kondisi dan keadaan, tetapi hadapilah dengan senyum dan senyum tanda kita bersyukur padaNya. Salam.

Tukang Sayur Semakin Kreatif

Di kompleks rumah saya ada cukup banyak tukang sayur yang menjajakan dagangannya. Boleh dibilang sebagian besar dari mereka berjualan dengan gerobaknya. Karena itu kebanyakan dari mereka laki-laki. Biasanya mereka tidak berkeliling, karena kompleks perumahan kami berbukit-bukit menyulitkan mereka untuk mendorong gerobaknya. Mereka biasanya memilih lokasi tertentu sebagai tempat menjajakan dagangannya, dan kemudian mbak-mbak dan ibu-ibu warga kompleks berdatangan membeli sayur. Ada beberapa ibu-ibu tukang sayur yang menggelar dagangannya, kemungkinan dari bakul ataupun gerobak yang dibawakan suaminya.

Di antara banyak tukang sayur ini, ada satu tukang sayur yang berbeda. Dia datang dengan mobil, entah milik sendiri ataupun punya pemodal. Dengan menggunakan mobil maka sayur yang ditawarkan lebih banyak dan lebih beragam, sehingga mbak-mbak dan ibu-ibu jadi lebih mudah mendapatkan yang dibutuhkan.

Pagi-pagi, sekitar jam 5.30, biasanya tukang sayur ini sudah datang dan parkir di depan salah satu rumah, di bagian depan kompleks kita. Biasanya dia mulai mengeluarkan barang-barang yang dibawa, ditata di luar mobilnya sehingga memudahkannya dan juga pembeli untuk memperoleh barang yang dibutuhkan.

Satu hal yang sering membuat saya agak bingung dengan tukang sayur ini adalah biasanya dia selalu membuka bajunya dan hanya mengenakan kaos singlet pada saat berjualan. Awalnya saya berpikir apa tukang sayur ini tidak tahan panas kalau sedang berjualan sehingga harus buka baju, mengingat hanya dia yang melakukan hal ini. Saya juga berpikir apakah dengan buka baju seperti itu tidak membuat mbak-mbak dan ibu-ibu jadi malas membeli dari dia, karena faktor-faktor seperti bau badan dan juga kemungkinan cucuran keringat yang langsung menetes ke barang-barang yang dijual. Apalagi kemudian ada tukang sayur gerobak lain yang berani bersaing berjualan dekat dengan tukang sayur singlet ini, dan ternyata cukup laku juga. Padahal kalau dipikir-pikir, dari segi kelengkapan tukang sayur gerobak ini kalah lengkap dengan barang yang dijual tukang sayur singlet.

Belakangan ini saya baru sadar, bahwa berjualan dengan singlet ini sepertinya menjadi upaya tukang sayur untuk menarik para pembeli, mengingat pembelinya perempuan semua. Mungkin ini saran dari pemodalnya yang banyak belajar marketing, bahwa untuk menang bersaing dengan pedagang lainnya kita harus memberikan nilai lebih dibandingkan pesaing. Nah nilai lebih yang ditawarkannya adalah memberi kesempatan kepada mbak-mbak dan mbok-mbok untuk melihat dari dekat otot-ototnya. Permasalahan yang kurang terpikir oleh si pemodal atau tukang sayur itu sendiri adalah badannya yang terlalu kurus dan tidak seksi untuk menjadi daya tarik. Seharusnya si pemilik modal mendaftarkan si tukang sayur ini ke celebrity fitness dulu. Tapi ada kemungkinan juga si mbak dan si mbok lebih suka dengan laki-laki kurus seperti ini.

Selain itu, kemungkinan si tukang sayur ingin tampil beda dibandingkan pesaingnya, sehingga akan menarik perhatian calon pembeli untuk datang dan mudah diingat. Usaha ini cukup berhasil karena saya sebagai laki-laki juga menjadi tertarik dan ingat dengan dia, dibandingkan tukang sayur lainnya.

Ngomong-ngomong soal tukang sayur, sekarang ini ternyata jualan sayur bisa dengan berbagai sarana. Mulai dari gerobak dorong, gerobak genjot (gabungan gerobak + sepeda), gerobak motor (gerobak + motor), sampai dengan tukang sayur bermobil. Saya juga pernah lihat di kompleks perumahan lainnya, beberapa tukang sayur gerobak genjot berkumpul di taman, dan pembelinya berdatangan. Hal ini memudahkan pembeli, jika tidak ketemu satu jenis sayur di tukang sayur yang satu, bisa mencarinya di tukang sayur sebelah. Bisa juga mereka saling pinjam meminjam barang dagangan seperti toko onderdil atau toko komputer. Ada juga tukang sayur yang sudah dilengkapi hape untuk delivery order, jadi malam-malam pada saat si ibu dan si mbok merencanakan masakan untuk besok, bisa langsung sms pesan sayur untuk diantar keesokan paginya. Mungkin lebih canggih lagi jika tukang sayur bisa memberikan saran-saran menu apa yang sebaiknya dimasak besok, dengan mempertimbangkan harga-harga bahan yang dibutuhkan, agar sesuai dengan anggaran ibu-ibu.

6 tanda sekolah anda perlu berubah

by agusampurno

Kata perubahan sepertinya semakin akrab di telinga. Apalagi ketika salah satu pemimpin di negara adi daya memenangkan pertarungan politik pemilihan di negaranya dengan semboyan ‘change’ atau perubahan. Dalam dunia pendidikan sepertinya kata perubahan belum terlalu akrab dalam praktek dan perwujudannya. Masih banyak sekolah dan guru sebagai aktor utama di sekolah, berpikir bahwa untuk apa berubah?” Toh bagini saja saya sudah akan terima gaji dan pendapatan tiap bulan?” atau ungkapan yang ini “untuk apa berubah, kalo hal itu malah akan membuat pekerjaan menjadi bertambah dan mempersulit?” Menariknya jauh dari dalam lubuk hati guru sendiri sebenarnya ada perasaan ingin memberi yang terbaik bagi pekerjaan atau profesi yang ditekuni. Namun perasaaan enggan keluar dari zona nyaman lah yang membuat perasaan tadi pupus.

Mari sejenak lupakan zona nyaman itu, sekarang lihatlah suasana pembelajaran di kelas anda. Jika tanda-tanda dibawah ini ada dan sedang terjadi di sekolah anda, tunggu apa lagi mari berupaya bersama-sama dengan komponen sekolah untuk mencari jalan keluar dan mengusahakan perubahan.

1. Tidak ada kerjasama antar subyek pembelajaran. Guru asyik dengan subyek dan pembelajarannya sendiri di kelas. Menganai bagaimana kerjasama yang baik antar bidang studi saya punya contoh menarik, dalam situs aksi guru saya melihat sebuah kerjasama yang baik antara guru bahasa dan guru bimbingan konseling saat siswa membuat video mengenai bullying. Silahkan baca pengalamannya dan buktikan betapa guru dan siswa menikmati proses tersebut. Jadi tunggu apa lagi, wahai para guru mari sama-sama lakukan sinergi
2. Guru menggunakan dan mengembangkan kurikulum agar siswa bisa menghafal fakta-fakta. Pertanyaan guru dalam menilai siswa hanya berputar pada fakta yang dengan sekuat tenaga siswa hapalkan. Sangat jauh dari tantangan bagi siswa saat mereka besar nanti yang membutuhkan kreativitas dan daya analisa yang mumpuni untuk bisa bersaing.
3. Siswa ditekankan belajar hanya untuk meraih ‘nilai’ yang tinggi. Sama sekali tidak dihubungkan dengan belajar sebagai kebiasaan sampai mereka besar nanti. Karena sesunguhnya belajar adalah proses, maka dengan menanamkan beajar hanya untuk nilai maka siswa akan sekuat tenaga mencapai nilai yang ‘tinggi’. Jadi jangan salahkan siswa jika mereka mencontek dan berbuat curang, karena dimata mereka guru hanya memerlukan nilai yang bagus dan bukan proses ‘menemukan’ pengetahuan sebagai pembelajar.
4. Guru dan buku teks adalah satu-satunya sumber pengetahuan. Kehidupan di kelas dan sekolah hanya berkisar pada buku teks dan guru. Mari merubah pandangan bahwa guru mesti tahu segala, jadikan semua hal yang ada di sekitar sekolah sebagai sumber pembelajaran. Baik orang-orang , profesi serta kehidupan di sekitar sekolah, mereka adalah ‘guru’ yang bisa membukakan mata siswa bahwa proses belajar bisa berasal dari dan didapat dari mana saja.
5. Guru menulis perencanaan pembelajaran di RPP nya dengan kata-kata “Siswa dapat memahami atau siswa bisa menyebutkan..”. Serta sederet kata-kata lain yang intinya siswa hanya diminta untuk mengingat detail, menghafal, dan menguasai pengetahuan sebanyak-banyaknya tanpa diminta berpikir kritis dan adanya proses mempertanyakan kembali pengetahuan apa yang sudah mereka dapat dikelas.
6. Siswa pasif dan gurunya yang aktif. Di kelas yang terjadi adalah guru aktif berceramah selama jam pelajaran, dan siswa dihukum jika lengah atau tidak mendengar. Padahal di jaman sekarang susah sekali meminta siswa mendengar lebih dari 15 menit, lebih dari waktu itu pikiran mereka akan melayang ke tempat lain. Jadi daripada marah kepada siswa lebih baik cari strategi pembelajaran sebanyak-banyak nya agar guru tidak jadi orang yang membosankan dikelas.

Text widget

Twitter Update

Jumat, 11 Desember 2009

MENGAPA KITA TIDAK BELAJAR DENGAN POHON KELAPA?

Bismillah. Kelapa, nyiur, atau coconut tree adalah suatu pohon yang memberi banyak nikmat kepada manusia. Di mana saja di tropika basah pohon ini banyak tumbuh dan menjadi diet utama dalam makanan penduduk yang mengusahakannya. Dengan satu pohon saja yang allah sudah kenalkan dan karuniakan kepada kita sejak kecil menjadikan kita bisa banyak memperoleh pelajaran.

Allah, di dalam al-qur’an, jika menyebutkan kata tumbuhan atau nama jenis tumbuhan tertentu, biasanya selalu terkait dengan pemberian pelajaran kepada manusia atau mengajak manusia untuk berfikir. Hal itu memberikan isyarat kepada manusia, bahwa tumbuhan diciptakan Allah bukan hanya sebagai pemenuhan keperluan fisik manusia, namun juga untuk memenuhi keperluan akal dan rohaninya. Dengan tumbuhan manusia bukan hanya memberi makan jasmaninya, tetapi juga memberi makan akal dan rohaninya.

Perhatikan firman Allah dalam surat al-Baqarah [2]: 226,

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.”

Perhatikan juga firman Allah dalam surat an-Nahl [16]: 67

وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Artinya: “Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.”

Posting kali ini ingin mengetengahkan keistimewaan pohon kelapa. Jika kita memperhatikan pohon kelapa dengan seksama, maka kita akan mendapatkan pelajaran berharga dari kehidupannya. Adapun yang istimewa dari pohon kelapa adalah;

Pertama, pohon kelapa sampai mati akan terus berbuah dan berbuah, supaya mendatangkan manfaat bagi manusia. Setelah matipun pohon kelapa masih banyak menghasilkan manfaat bagi manusia – batangnya sebagai jembatan, kayu api dan sebagainya.

Begitulah semestinya sikap hidup yang harus dimiliki setiap manusia, khususnya seorang mukmin. Selagi hidup dan sesudah mati semestinya selalu berguna dan mendatangkan manfaat bagi orang lain dan lingkungan. Begitulah yang dipesankan Allah dalam surat Ali ‘Imran [3]: 102

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan kamu sebagai muslim.”

Muslim secara harfiyah berarti menyelamatkan. Kata ini berasal dari kata aslama yang berupa mazid (sudah ditambah) satu huruf dari kata salima yang berarti aktif. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita sebelum mati jadilah orang yang mampu menyelamatkan orang lain. Jika yang mampu masuk surga hanya diri sendiri, maka itu berarti kita mati dalam keadaaan salim belum muslim. Sebab, muslim bukan hanya mampu memasukan dirinya ke dalam surga, namun juga membawa orang lain untuk memasuki surga bersamanya.

Kedua, pohon kelapa adalah jenis tumbuhan yang tidak banyak menuntut dan menyusahkan pemiliknya. Pohon kelapa ketika tumbuh tidak meminta dipupuk, racun hama dan perawatan laiannya. Ia cukup diletakan di dalam sebuah lobang, lalu dibiarkan tanpa pupuk dan racun hama, ia akan tetap tumbuh dan berbuah. Bandingkan, jika kita menanam tanaman lain, seperti kacang panjang, cabe, tomat, bawang dan sebagainya yang sangat memberatkan sang pemilik, karena mesti dipupuk, diberi racun hama, kemudian perhatian yang maksimal. Selanjutnya, pohon kelapa tidak pernah menyusahkan pemiliknya. Sampahnya besar-besar ukurannya dan bisa dijadikan kayu api atau untuk obor penerangan di malam hari.

Begitulah hendaknya pola hidup seorang muslim. Janganlah hendaknya terlalu banyak menuntut, mengharap apalagi menyusahkan orang lain. Sebab, jika seseorang banyak menunut dan meminta, maka orang lain akan menyimpan banyak harapan kepadanya. Jika dia kemudian hari memberi, orang lain tidak terlalu hormat dan bangga, karena memang sudah semestinya dia memberi karena telah banyak menuntut selama ini. Akan tetapi, jika dia kemudian hari tidak bisa memberi dan memenuhi harapan tempat ia meminta, biasanya orang lain akan kecewa kepadanya.

Sebaliknya, jika seseorang tidak banyak menuntut dan menyusahkan, namun kemudian banyak memberi, maka orang akan menaruh rasa segan,bangga, hormat dan simpati kepadanya. Lihatlah pohon kelapa, yang sekiranya dia mati dan tidak menghasilkan buah, sang pemilik biasanya tidak teralu kecewa dan berkecil hati. Berbeda halnya, jika tanaman cabe atau tomat yang telah memakan biaya besar, namun tidak menghasilkan buah, maka pemilik kebun akan kecewa dan menggerutu kepadanya.

Ketiga, pohon kelapa adalah tanaman yang multi guna. Semua yang ada padanya adalah berguna dan bisa dimanfaatkan. Mulai dari akar, batang, daun, buah, nira, sabut, batok.

Begitulah semestinya kehidupan seorang muslim. Hendaklah apapun yang keluar dari dirinya, baik perkataan, sikap, prilaku mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang lain.

Keempat, pohon kelapa tidak memilih tempat untuk hidup karena ia bisa hidup di mana saja. Pohon kelapa akan tumbuh dan berbuah jika ditanam di tepi pantai. Namun, juga bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam di daerah pegunungan (ada batas ketinggian maksimum lho). Pohon kelapa bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam di tanah yang basah dan berair, namun juga bisa tumbuh dan berbuah jika ditanam ditanah yang kering dan gersang sekalipun.

Begitulah hendaknya sikap hidup yang mesti dimiliki setiap muslim. Kondisi dan keadaan tidak boleh mendikte kehidupan mereka. Seorang muslim akan bisa baik dan berbuat kebaikan jika tinggal di tempat dan lingkungan yang baik, namun juga bisa baik dan berbuat baik sekalipun tinggal di tempat yang buruk dan lingkungan yang buruk. Seringklai manusia “mengkambinghitamkan” situasi dan kondisi” di sekitar mereka jika tidak mampu berbuat baik atau mempersembahkan yang terbiak. Hal itu semestinya tidak perlu terjadi.

Seorang pelajar/mahasiswa dalam menempuh pendidikan misalnya dalam mangukir prestasi hendaknya juga seperti pohon kelapa. Seorang murid mesti bisa mengukir prestasi jika sekolah di sekolah hebat, di kota besar, namun di saat yang sama juga bisa menorehkan prestasi gemilang jika belajar di sekolah yang biasa, atau bahkan di daerah yang terisolir dan terpelosok sekalipun. Tempat bukanlah menjadi soal untuk mempersembahkan yang terbaik. Demikian juga halnya para pegawai, pelayan masyarakat dalam arti luas serta siapa saja dan dengan profesi apa saja.

Kelima, bagian tua dari pohon kelapa berada di bawah. Batang yang paling tua di bawah, pelepah dan daun tua juga paling bawah dibanding pelepah dan daun yang lebih muda. Demikian juga semestinya muslim yang tua tak usah lagi di atas - apalagi harus maksa untuk jadi orang atas (baca: beli, sogok, money politic segala). Mana kaki sudah ngilu-ngilu, ambien, rambut udah putih semua atau pada gundul. Kalau ikut kelapa akan jauh lebih baik. Beri kesempatan daun muda, pelepah muda, gitu lho.

Keenam, kelapa sangat arif dengan takdir. Kalau putik (mumbang, bahasa Lahat) harus jatuh dia ok ok saja. Apalagi buah yang sudah tua. Demikian juga dengan muslim semuanya harus siap untuk mati, mudah dan tua sama saja. Kalau sudah diputuskan oleh Sang Pemilik untuk jatuh maka siapa yang bisa menghalangi? Maka keluar pepatah: mumbang jatuh, kelapa jatuh.

Ketujuh, kelapa jujur dan tahu diri. Kalau ada bangunan yang menghalanginya tumbuh dia akan tumbuh miring, tidak memaksakan kehendak untuk tetap tegak lurus. Mengalah untuk menang. Selain itu kalau daunnya sudah tua, dia tidak mintak untuk diganti warna. Demikian juga seorang muslim yang sudah tua seharusnya ikut prilaku kelapa. Daun yang seumpa rambut pada manusia kalau sudah ganti warna mengapa harus repot-repot untuk dicat segala, kan susah membedakannya dengan orang muda. Alangkah indahnya jika ikut pohon kelapa - ikhlas. kelapa akan tumbuh menggambarkan keadaan habitatnya - kurus kalau tanahnya gersang, besar dan rimbun kalau tanahnya subur dan sesuai untuk kelapa. Dia tidak akan sogok menyogok untuk merubah kondisi dan keadaannya. Harusnya seorang muslim bersikap bijak seperti pohon kelapa.

Kedelapan, pohon kelapa tidak mengapa dibakar - batangnya, tanah di sekitarnya dan diasap dengan asap yang banyak. Sepatutnya setiap pribadi muslim tahan dibakar, dizalimi, dicaci, difitnah dan dicelah…Begitulah yang dialami oleh nabi Ibrahim as, nabi yusuf as dan nabi Muhammad saw. Muslim sejati sama dengan kelapa. Kelapa semakin sering dibakar semakin baik pertumbuhannya, sehat dan berbuah yang lebat. Tanah dan sampah yang dibakar di bawah kelapa akan dianggap kelapa sebagai pupuk yang menyuburkan tanaman tersebut. Jangan seperti sebagian manusia kalau dibakar dia tidak tahan dan membalas, lalu ikut membalas mereka yang membakar itu. Bahkan balasannya jauh lebih dahsyat lagi.

Demikian posting kali ini, mari kita camkan, hayati dan amalkan yang baik dari catatan kita kali ini. Semoga anda dan saya tidak kecewa dan atau sebaliknya dengan kondisi dan keadaan, tetapi hadapilah dengan senyum dan senyum tanda kita bersyukur padaNya. Salam.

Tukang Sayur Semakin Kreatif

Di kompleks rumah saya ada cukup banyak tukang sayur yang menjajakan dagangannya. Boleh dibilang sebagian besar dari mereka berjualan dengan gerobaknya. Karena itu kebanyakan dari mereka laki-laki. Biasanya mereka tidak berkeliling, karena kompleks perumahan kami berbukit-bukit menyulitkan mereka untuk mendorong gerobaknya. Mereka biasanya memilih lokasi tertentu sebagai tempat menjajakan dagangannya, dan kemudian mbak-mbak dan ibu-ibu warga kompleks berdatangan membeli sayur. Ada beberapa ibu-ibu tukang sayur yang menggelar dagangannya, kemungkinan dari bakul ataupun gerobak yang dibawakan suaminya.

Di antara banyak tukang sayur ini, ada satu tukang sayur yang berbeda. Dia datang dengan mobil, entah milik sendiri ataupun punya pemodal. Dengan menggunakan mobil maka sayur yang ditawarkan lebih banyak dan lebih beragam, sehingga mbak-mbak dan ibu-ibu jadi lebih mudah mendapatkan yang dibutuhkan.

Pagi-pagi, sekitar jam 5.30, biasanya tukang sayur ini sudah datang dan parkir di depan salah satu rumah, di bagian depan kompleks kita. Biasanya dia mulai mengeluarkan barang-barang yang dibawa, ditata di luar mobilnya sehingga memudahkannya dan juga pembeli untuk memperoleh barang yang dibutuhkan.

Satu hal yang sering membuat saya agak bingung dengan tukang sayur ini adalah biasanya dia selalu membuka bajunya dan hanya mengenakan kaos singlet pada saat berjualan. Awalnya saya berpikir apa tukang sayur ini tidak tahan panas kalau sedang berjualan sehingga harus buka baju, mengingat hanya dia yang melakukan hal ini. Saya juga berpikir apakah dengan buka baju seperti itu tidak membuat mbak-mbak dan ibu-ibu jadi malas membeli dari dia, karena faktor-faktor seperti bau badan dan juga kemungkinan cucuran keringat yang langsung menetes ke barang-barang yang dijual. Apalagi kemudian ada tukang sayur gerobak lain yang berani bersaing berjualan dekat dengan tukang sayur singlet ini, dan ternyata cukup laku juga. Padahal kalau dipikir-pikir, dari segi kelengkapan tukang sayur gerobak ini kalah lengkap dengan barang yang dijual tukang sayur singlet.

Belakangan ini saya baru sadar, bahwa berjualan dengan singlet ini sepertinya menjadi upaya tukang sayur untuk menarik para pembeli, mengingat pembelinya perempuan semua. Mungkin ini saran dari pemodalnya yang banyak belajar marketing, bahwa untuk menang bersaing dengan pedagang lainnya kita harus memberikan nilai lebih dibandingkan pesaing. Nah nilai lebih yang ditawarkannya adalah memberi kesempatan kepada mbak-mbak dan mbok-mbok untuk melihat dari dekat otot-ototnya. Permasalahan yang kurang terpikir oleh si pemodal atau tukang sayur itu sendiri adalah badannya yang terlalu kurus dan tidak seksi untuk menjadi daya tarik. Seharusnya si pemilik modal mendaftarkan si tukang sayur ini ke celebrity fitness dulu. Tapi ada kemungkinan juga si mbak dan si mbok lebih suka dengan laki-laki kurus seperti ini.

Selain itu, kemungkinan si tukang sayur ingin tampil beda dibandingkan pesaingnya, sehingga akan menarik perhatian calon pembeli untuk datang dan mudah diingat. Usaha ini cukup berhasil karena saya sebagai laki-laki juga menjadi tertarik dan ingat dengan dia, dibandingkan tukang sayur lainnya.

Ngomong-ngomong soal tukang sayur, sekarang ini ternyata jualan sayur bisa dengan berbagai sarana. Mulai dari gerobak dorong, gerobak genjot (gabungan gerobak + sepeda), gerobak motor (gerobak + motor), sampai dengan tukang sayur bermobil. Saya juga pernah lihat di kompleks perumahan lainnya, beberapa tukang sayur gerobak genjot berkumpul di taman, dan pembelinya berdatangan. Hal ini memudahkan pembeli, jika tidak ketemu satu jenis sayur di tukang sayur yang satu, bisa mencarinya di tukang sayur sebelah. Bisa juga mereka saling pinjam meminjam barang dagangan seperti toko onderdil atau toko komputer. Ada juga tukang sayur yang sudah dilengkapi hape untuk delivery order, jadi malam-malam pada saat si ibu dan si mbok merencanakan masakan untuk besok, bisa langsung sms pesan sayur untuk diantar keesokan paginya. Mungkin lebih canggih lagi jika tukang sayur bisa memberikan saran-saran menu apa yang sebaiknya dimasak besok, dengan mempertimbangkan harga-harga bahan yang dibutuhkan, agar sesuai dengan anggaran ibu-ibu.

6 tanda sekolah anda perlu berubah

by agusampurno

Kata perubahan sepertinya semakin akrab di telinga. Apalagi ketika salah satu pemimpin di negara adi daya memenangkan pertarungan politik pemilihan di negaranya dengan semboyan ‘change’ atau perubahan. Dalam dunia pendidikan sepertinya kata perubahan belum terlalu akrab dalam praktek dan perwujudannya. Masih banyak sekolah dan guru sebagai aktor utama di sekolah, berpikir bahwa untuk apa berubah?” Toh bagini saja saya sudah akan terima gaji dan pendapatan tiap bulan?” atau ungkapan yang ini “untuk apa berubah, kalo hal itu malah akan membuat pekerjaan menjadi bertambah dan mempersulit?” Menariknya jauh dari dalam lubuk hati guru sendiri sebenarnya ada perasaan ingin memberi yang terbaik bagi pekerjaan atau profesi yang ditekuni. Namun perasaaan enggan keluar dari zona nyaman lah yang membuat perasaan tadi pupus.

Mari sejenak lupakan zona nyaman itu, sekarang lihatlah suasana pembelajaran di kelas anda. Jika tanda-tanda dibawah ini ada dan sedang terjadi di sekolah anda, tunggu apa lagi mari berupaya bersama-sama dengan komponen sekolah untuk mencari jalan keluar dan mengusahakan perubahan.

1. Tidak ada kerjasama antar subyek pembelajaran. Guru asyik dengan subyek dan pembelajarannya sendiri di kelas. Menganai bagaimana kerjasama yang baik antar bidang studi saya punya contoh menarik, dalam situs aksi guru saya melihat sebuah kerjasama yang baik antara guru bahasa dan guru bimbingan konseling saat siswa membuat video mengenai bullying. Silahkan baca pengalamannya dan buktikan betapa guru dan siswa menikmati proses tersebut. Jadi tunggu apa lagi, wahai para guru mari sama-sama lakukan sinergi
2. Guru menggunakan dan mengembangkan kurikulum agar siswa bisa menghafal fakta-fakta. Pertanyaan guru dalam menilai siswa hanya berputar pada fakta yang dengan sekuat tenaga siswa hapalkan. Sangat jauh dari tantangan bagi siswa saat mereka besar nanti yang membutuhkan kreativitas dan daya analisa yang mumpuni untuk bisa bersaing.
3. Siswa ditekankan belajar hanya untuk meraih ‘nilai’ yang tinggi. Sama sekali tidak dihubungkan dengan belajar sebagai kebiasaan sampai mereka besar nanti. Karena sesunguhnya belajar adalah proses, maka dengan menanamkan beajar hanya untuk nilai maka siswa akan sekuat tenaga mencapai nilai yang ‘tinggi’. Jadi jangan salahkan siswa jika mereka mencontek dan berbuat curang, karena dimata mereka guru hanya memerlukan nilai yang bagus dan bukan proses ‘menemukan’ pengetahuan sebagai pembelajar.
4. Guru dan buku teks adalah satu-satunya sumber pengetahuan. Kehidupan di kelas dan sekolah hanya berkisar pada buku teks dan guru. Mari merubah pandangan bahwa guru mesti tahu segala, jadikan semua hal yang ada di sekitar sekolah sebagai sumber pembelajaran. Baik orang-orang , profesi serta kehidupan di sekitar sekolah, mereka adalah ‘guru’ yang bisa membukakan mata siswa bahwa proses belajar bisa berasal dari dan didapat dari mana saja.
5. Guru menulis perencanaan pembelajaran di RPP nya dengan kata-kata “Siswa dapat memahami atau siswa bisa menyebutkan..”. Serta sederet kata-kata lain yang intinya siswa hanya diminta untuk mengingat detail, menghafal, dan menguasai pengetahuan sebanyak-banyaknya tanpa diminta berpikir kritis dan adanya proses mempertanyakan kembali pengetahuan apa yang sudah mereka dapat dikelas.
6. Siswa pasif dan gurunya yang aktif. Di kelas yang terjadi adalah guru aktif berceramah selama jam pelajaran, dan siswa dihukum jika lengah atau tidak mendengar. Padahal di jaman sekarang susah sekali meminta siswa mendengar lebih dari 15 menit, lebih dari waktu itu pikiran mereka akan melayang ke tempat lain. Jadi daripada marah kepada siswa lebih baik cari strategi pembelajaran sebanyak-banyak nya agar guru tidak jadi orang yang membosankan dikelas.

Labels

About Me

Foto saya
kreatif atau mati 081931194193 buku tahunan, clothing garment, Advertising rendragarment@gmail.com

Followers